Ilmuwan Temukan Vaksin Ebola, Diklaim 100 Persen Ampuh
Jumat, 23 Desember 2016
Indonesiaplus.id – Pasca menjadi wabah di Afrika pada 1976, virus Ebola belum ditemukan vaksin yang benar-benar ampuh. Namun, kini para ilmuwan telah berhasil menemukan vaksin yang diklaim 100 persen ampuh melawan virus tersebut.
Vaksin ampuh ini dikenal sebagai rVSV-EBOV, yang dikembangkan sejak satu dekade lalu ini dibuat oleh Badan Kesehatan Publik di Kanada dan Angkatan Darat Amerika Serikat. Saat ini, vaksin dilisensikan oleh Merck, perusahaan AS yang bergerak di bidang kesehatan.
New York Times melansir, Jumat (23/12/2016), bahwa vaksin rVSV-EBOV belum disetujui oleh otoritas regulasi. Efektivitasnya sudah diuji dan laik digunakan sebagai obat Ebola. Bahkan, untuk persediaan darurat, 300 ribu vaksin telah tersedia jika sewaktu-waktu virus tersebut mewabah kembali.
Untuk menguji kampuhan vaksin itelah diujikan pada monyet. Saat monyet disuntikkan vaksin tersebut, seminggu kemudian diinjeksi virus Ebola, vaksin bekerja memproteksi monyet dari Ebola. Hanya dalam waktu sehari saja, ketika disuntikkan vaksin, keesokan harinya diinfeksikan Ebola, vaksin tetap bekerja optimal.
Virus Ebola memiliki lima subtipe, yang paling umum ialah Ebola-Zaire, salah satu yang menyebabkan wabah Afrika Barat, dan Ebola-Sudan, Ebola juga terkait dengan virus Marburg, yang juga sama mematikannya. “Vaksin yang ideal akan melindungi terhadap semua keturunan Ebola,” kata para peneliti.
Upaya menemukan vaksin Ebola sebenarnya telah dilakukan sejak wabah pertama kali di Zaire atau Republik Demokratik Kongo pada 1976. Tapi, kemudian upaya yang terkesan darurat itu pun terhenti, karena memang kekurangan dana.
Korban jiwa virus Ebola pada tahun itu memang hanya tercatat sekitar 1.600 orang. Namun, lama-kelamaan keanehan dan dampak kematian virus ini semakin menakutkan. Hingga ledakan besar wabah terjadi pada tahun 2014, yang mana sebanyak 11 ribu orang Afrika meninggal dunia.
Juga, virus menyebar ke luar negeri, menewaskan beberapa orang di Eropa dan Amerika Serikat. Barulah, ilmuwan dari negara belahan dunia ikut andil menemukan vaksin yang ampuh. Dalam perjalanannya, vaksin pernah ditemukan oleh para ahli, dan diyakini ampuh melindungi dari wabah Ebola.
Ternyata vaksin tersebut tidak memberikan perlindungan jangka panjang. Beberapa dari pasien yang menerima vaksin mengeluhkan efek samping, seperti nyeri sendi dan sakit kepala. Hingga akhirnya, rVSV-EBOV jadi keputusan final para ahli, ampuh melindungi 100 persen dari Ebola.
“Ini tentu kabar baik berkaitan dengan setiap wabah baru. Tapi kita masih perlu untuk terus bekerja pada vaksin Ebola,” ujar Direktur Institut Nasional untuk Alergi dan Penyakit Menular, Anthony S. Fauci. Dia tercatat sebagai salah satu peneliti yang ikut mencari vaksin yang cocok untuk Ebola.[Sam]