Yusril: Panglima TNI Berpolitik, Tapi Bukan Politik Praktis
Kamis, 5 Oktober 2017
Indonesiaplus.id – Pernyataan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo soal politik menyangkut kebijakan-kebijakan negara, bukan dalam konteks kontestasi pertarungan kekuasaan di dalam negeri.
“Jelas beda dengan politikus di DPR. Karena kepentingan politik, dia bisa bicara begitu. Tapi kalau seorang Panglima TNI dia bicara politiknya itu politik tentara dan politik tentara itu konstitusi,” ujar pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra di Jakarta, Rabu (4/10/2017).
Panglima TNI, kata Yusril, tidak memperjuangkan kepentingan satu kelompok atau pun golongan melainkan seluruh NKRI dan pernyataan seperti itu juga pernah disampaikan Panglima Jenderal Sudirman.
“Sebenarnya yang dimaksud Jenderal Sudirman dengan politik negara itu sebetulnya, dia berbicara dalam konteks sebagai seorang negarawan. Bukan berbicara sebagai praktisi politik,” katanya.
Jenderal Gatot Nurmantyo mengakui bahwa sebagai panglima TNI, dirinya juga berpolitik. Namun, politik yang dia jalankan merupakan politik negara, bukan politik praktis. Artinya, tindakan yang dia lakukan selama ini merupakan pelaksanaan tugas yang sesuai dengan konstitusi.
“Posisi TNI netral dalam politik praktis. Ini yang penting, Panglima TNI pasti berpolitik. Politiknya politik negara bukan politik praktis,” tandas Gatot usai memimpin upacara dan tabur bunga di atas KRI dr Soeharso-990 saat mengarungi perairan Selat Sunda, Banten.[Mus]