Hasil Penelitian Mahasiswa UWM, Jinten Hitam Bisa Jadi Obat Antikanker
Rabu, 8 November 2017
Indonesiaplus.id – Lima mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Katholik Widya Mandala (UWM) Surabaya, meneliti khasiat jinten hitam yang bisa digunakan untuk mengobati kanker.
Kandungan jintan hitam atau yang disebut Habbatussauda atau nama latinnya nigella sativa Linn diteliti oleh Albert Sebastian Gani, Stella Calista Paramitha, E. Kristin Yuliana, Erdi malutama dan Bernardus Dedyanus Lusiao Tabore Kelan.
“Sudah membuktikan lewat penelitian akhir kami ini bahwa biji jintan hitam memiliki kandungan timokuinon yang dapat memberi efek antikanker,” ujar Albert Sebastian Gani di kampus UWM Jalan Raya Kalisari, Rabu (8/11/2017).
Eksperiman dengan ketan hitam pada parameter yang berbeda dan eksperimen tersebut pada telur berembrio. Albert misalnya, menemukan bahwa kandungan timokuinon dalam biji jintan hitam salah dapat mengurangi ekspresi penanda awal kanker.
“Pada gejala awal kanker ada ekspresi yang berlebih, ditandai dengan warna merah pada jaringan darah. Waktu diberi perlakuan dengan memberikan ekstrak biji jintan, warna merahnya berkurang,” katanya.
Bernard menemukan manfaat lain jintan hitam. “Pada penderita kanker, pertumbuhan sel kanker akan bisa tidak terkendali. Untuk itu makrofag juga akan berkembang semakin banyak untuk melawan sel kanker tersebut. Penambahan jumlah makrofag menjadi tanda bahwa sel kanker semakin banyak. Namun ketika diberikan ekstrak biji jintan, makrofag semakin berkurang, di mana hal ini menandakan sel kanker juga semakin berkurang,” ucapnya.
Selama ini, sudah dikembangkan antikanker dari bahan herbal seperti tanaman tapak darah, sambung nyawa. Namun, untuk jintan hitam, belum banyak penelitian yang dikembangkan. “Kalau jintan hitam yang memiliki kandungan antikanker sebenarnya sudah menjadi isu umum, tapi tidak banyak yang meneliti,” imbuhnya.
Dari bahan aktif timokuinon yang ada di biji jintan hitam tersebut, bisa dibilang baru pertama kali ini diteliti dengan metode ini. Padahal jintan hitam ini lebih ekonomis, mudah ditemukan karena tersebar di Indonesia,” kata Kristin.
Untuk pembuatan ekstraknya, jintan hitam yang telah terkualifiasi dicuci lalu dijemur kurang lebih 1 hari hingga kadar air berkurang. Selanjutnya, jintan hitam diserbukkan menggunakan blender atau ditumbuk lalu dilarutkan dengan pelarut menjadi ekstrak.
“Ini baru penelitian awal, ke depan ada penelitian lanjutan. Kini, kami hanya mengambil ekstraknya saja dan akan dikembangkan lebih spesifik seperti diambil timokuinonnya saja untuk keperluan medis serta dikembangkan jadi obat, ” pungkas Erdi.[Was]