Senin, 13 November 2017
Indonesiaplus.id – Saat ini, generasi Z sudah mengenal gadget bahkan sejak dalam masa kandungan, sehingga membutuhkan bimbingan ekstra agar bisa memahami banyak hal. Sebab gempuran teknologi datang begitu cepat di era media sosial.
Maka, peran sang ayah di zaman digital memiliki peran penting dalam membentuk karakter anak sejak kecil.
Pada momentum Hari Ayah pada 12 November, harus memahami perkembangan teknologi dan informasi tak terbendung itu. Pasalnya, kondisi ini seringkali perlahan menggeser nilai-nilai yang ada dalam keluarga.
“Teknologi bisa menggeser peran ayah pada tumbuh kembang anak. Internalisasi nilai yang ditanamkan oleh ayah terkadang terkalahkan oleh nilai yang dibawa oleh tokoh-tokoh anak dalam kartun atau tokoh pilihan yang anak kenal di TV,” ujar Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto, Minggu (12/11/2017).
Para rang tua dulu, kata Susanto, sering mengingatkan anak agar selektif bermain sama temannya. Tapi kini ayah tak mudah untuk memberi perintah pada anak apalagi jika dilakukan dengan disiplin ekstra ketat.
“Kehadiran akses internet, game online, media sosial telah masuk di kamar-kamar private anak yang belum tentu bisa dipastikan ayah memantau aktivitas anak mereka,” katanya.
Tantangan besar dari ayah bagi tumbuh kembang anak, sejatinya semakin dekat, tetapi jangkauan virus negatif anak semakin jauh. Susanto mengimbau para ayah untuk membatasi main gadget di hadapan anak saat berada di rumah.
“Sangat perlu dibatasi agar kelekatan bersama anak tumbuh dengan baik. Dalam sejumlah riset melaporkan, perilaku penggunaan gadget akhir-akhir ini cukup berpengaruh karena bisa melemahkan kualitas kelekatan pada anak,” tandasnya.
Faktanya secara fisik orang tua dan anak bertemu setiap hari di rumah. Namun secara psikologis, keduanya tidak berinteraksi satu sama lain. Namun, hanya berinteraksi melalui media gadget.[Was]
