Ekonom: Tambahan Cuti Bersama Lebaran Dorong Pelemahan Rupiah
Selasa, 8 Mei 2018
Indonesiaplus.id – Keputusan penambahan masa cuti bersama Lebaran selama tujuh hari oleh pemerintah dinilai turut andil mendorong pelemahan rupiah terhadap dollar AS.
Dampak tambahan tersebut, menjadikan pengusaha sejak dini memborong dollar AS di pasar dalam rangka memenuhi kebutuhan impor bahan baku dan barang konsumsi jelang Lebaran.
“Tentu ada efek antisipasi penambahan cuti Lebaran terhadap perilaku pengusaha yang borong dollar AS di pasar. Meskipun dampaknya kemungkinan kecil ke fluktuasi kurs,” ujar ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara di Jakarta, Selasa (8/5/2018).
Selain importir, kata Bhima, perusahaan akan lebih banyak meningkatkan pembelian dollar AS untuk pelunasan utang luar negeri dalam jangka pendek. Sehingga, pelaku usaha sebagian besar memiliki pertimbangan lebih baik beli sekarang sebelum dollar AS semakin mahal ke depannya.
Diprediksi terjadi defisit transaksi berjalan tahun ini mencapai 2,1 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Hal itu disebabkan keluarnya modal asing serta defisit neraca perdagangan yang diprediksi akan kembali terjadi jelang Lebaran.
“Bisa jadi terjadi defisit neraca perdagangan akan kembali terjadi menjelang Lebaran karena impor barang konsumsinya naik,” katanya.
Pemerintah telah menetapkan masa cuti bersama Lebaran yang jatuh pada 11, 12, 13, 14, 18, 19, dan 20 Juni 2018. Keputusan ini tetap mengikuti Surat Keputusan Bersama (SKB) yang telah ditandatangani tiga menteri pada 18 April 2018.[Sal]