Tim Mahasiswa UI Ciptakan Drone Bantu Petani dan Bisa Cari Mayat

Rabu, 22 Maret 2017
Indonesiaplus.id – Pesawat tanpa awak atau disebut drone, berhasil dibuat mahasiswa Universitas Indonesia (UI). Drone ini diaplikasikan untuk pertanian dan membantu dalam pencarian mayat.
Josua Christanto, salah satu tim dari mahasiswa itu mengatakan, bahwa latar belakang mereka menciptakan drone itu sebagai wujud keprihatinan terhadap para petani. Melalui dron itu petani bisa merawat lahan pertanian yang luas dan tanaman dengan cara tradisional.
“Drone di Brasil dan Australia banyak. Tapi di Indonesia, petani terikat cara lama menggunakan kekuatan fisik untuk perilaku pertanian,” ujar Josua dalam acara Tanoto Foundation di Annex Building, Jakarta, Selasa (21/3/2017).
Drone buatan UI menggunakan teknologi jaringan saraf tiruan. Sebuah program yang dibuat agar drone bisa mengaliasis benda atau barang yang ditemukan. Saat ini, jaringan saraf tiruan masih dalam tahapan pengembangan ke tahap yang lebih spesifik.
Program tersebut sudah bisa membaca tanaman yang kekeringan. Jika tanaman terlihat kering, maka drone akan menyiram tanaman tersebut. Soal bobot, maksimal beban yang dibawa drone sekitar empat sampai lima kilogram.
Selain menyiram tanaman, drone besutan mahasiswa UI ini, pernah memenangkan kontes robot terbang di Lampung pada tahun lalu. Saat itu, dikonteskan adalah robot dengan kemampuan sistem terbaik.
Dalam simulasi kontes, drone mereka berhasil mencari boneka, yang dianggap sebagai mayat. Kemudian drone mengirimkan titik GPS boneka tersebut, selanjutnya drone kembali ‘pulang’ dengan sendirinya. “Pada awalnya drone naik ke atas kita bantu dengan remote control, tapi mencari (boneka) dia sendiri, dan balik sendiri,” tandasnya.
Tentu saja, ke depan program jaringan saraf tiruan akan terus dikembangkan agar bisa memahami pola-pola. Misalnya, mencari tanaman rusak, tanaman rusak polanya seperti apa, apakah layu atau daunnya berubah bentuk dan warna.
Didukung baterai berkapasitas daya tahan 20 menit. Saat ini, dua bentuk drone yang sedang dikembangkan, empat dan enam kaki. Biaya pembuatannya, drone empat kaki sekitar Rp7 juta dan untuk versi drone enam kaki Rp 9 jutaan.
UI merupakan salah satu dari lima universitas yang didanai Tanoto Foundation. “Dalam setahun kita berikan Rp150 juta per universitas,” tandas Ketua Pengurus Tanoto Foundation, Sihol Aritonang.
Penelitian mahasiswa yang layak untuk didanai dipilih oleh universitas terkait, setelah para mahasiswa mengajukan proposal kepada mereka.[Sam]