Bagi Data ke Facebook, Warga Uninstall WhatsApp dan Pindah ke Aplikasi BiP
![](https://www.indonesiaplus.id/wp-content/uploads/2021/01/BiP-logo.jpg)
Indonesiaplus.id – Dampak rencana kebijakan baru WhatsApp soal privasi, masyarakat Indonesia pengguna ponsel pintar mulai melirik aplikasi baru.
Kendati WhatsApp menunda kebijakan privasi dari 8 Februari menjadi 15 Mei 2021. Namun sebagian masyarakat sudah mulai mencoba aplikasi lain pengiriman pesan dan chatting yang dianggap cocok, yaitu Telegram dan Signal, serta BiP buatan perusahaan telekomunikasi Tuki, yaitu Turkcell.
Pengguna ponsel pintar yang ingin menggunakan BiP bisa langsung mengunduhnya di Google PlayStore atau AppStore sebagai pengganti WhatsApp.
Di PlayStore, aplikasi ini diluncurkan pada 4 November 2013 dan sudah diunduh 50 juta lebih pengguna. Pengguna yang memberikan komentar mencapai lebih sejuta, yang sebagian besar merasa puas menggunakan BiP.
Misalnya, salah satu guru di Kota Malang, Jawa Timur, Daris mengaku, mulai menggunakan BiP mulai beberapa hari terakhir. Alasan menggunakan BiP karena memiliki fitur yang tidak dipunyai Whatsaap, yaitu bisa rapat dengan menggunakan video secara ramai-ramai.
“Di sekolah disarankan, karena melihat keunggulan aplikasi ini. Orang-orang di sekolah ramai memakai ini,” ujar Daris Rabu (20/1/2021).
Daris malah tidak tahu BiP aplikasi pesan buatan Turki dan ikut mengunduh lantaran guru lain mulai memakainya sebagai media alternatif untuk mengajar selama era pandemi Covid-19.
Hal sama dilakukan oleh seorang karyawan swasta di Kota Depok, Jawa Barat, Mirza. Ia secara terus terang mengunduh BiP lantaran khawatir dengan kebijakan privasi di WhatsApp. Terlebih, ia mendapat pesan berantai berisi kengerian menggunakan Whatsaap terkait kebocoran atau penyalahgunaan data.
“Tersiar kabar ada aturan terbarunya, WhatsApp akan membagi datanya ke Facebook. Namun, aturan ini tidak perlaku bagi pengguna Inggris Raya dan Uni Eropa, ini tentu cara kapitalis menguasai dunia,” tandas Mirza.
Usai mencoba BiP ada beberapa fitur unggulan yang tak dipunyai WhatsApp, seperti aplikasi ini bia memuat 1.000 anggota, dan kalau WhatsApp maksimal hanya 265 anggota. Untuk video call bisa digunakan 10 orang langsung, dan WhatsApp maksimal hanya empat orang.
“Ada kelebihan fitur video call, suaranya jernih, bisa 50 kali sebulan webinar, bisa buat kirim HD foto dan video panjang, pesan bisa diterjemahkan ke lebih 100 bahasa di dunia, dan ini memberi manfaat ke banyak orang,” ungkap Mirza.
Seorang pekerja di Jakarta, Gintang yang memakai BiP dengan alasan ingin mencoba aplikasi asal Turki lantaran ikut trend sebagai alternatif. Seperti pada awal kemunculan Telegram, ia mencoba manfaat aplikasi BiP untuk mendukung pekerjaan.
“Jadi, saya tidak kuasai Informasi teknologi (IT) dan tidak tahu mana yang baik, tapi pasti ada plus minusnya baik BiP maupun WhatsApp,” terang Gintang.
Sekarang bukan eranya lagi pengiriman pesan didominasi hanya satu aplikasi saja. Menurut Ginting sedang masuki era perang IT dan saling bunuh antarperusahaan penyedia jasa aplikasi pengiriman pesan. Siapa yang tidak mengikuti perkembangan zaman, bisa digilas dan musnah.
“Jadi, jangan sampai komunikasi sebagai pesan, terkunci karena ada masalah. Komunikasi butuh alternatif. Siapa sangka Blackberry Messenger (BBM) akan lenyap padahal pernah berjaya di masanya, ” katanya.[nan]