Perang Asimetris Bisa Dicegah dengan Ideologi Pancasila
Selasa, 11 Juli 2017
Indonesiaplus.id – Perang asimetris tidak menggunakan senjata fisik, melainkan ide-ide untuk menjatuhkan lawan menggunakan strategi-strategi modern.
Perang asimetris memanfaatkan kemampuan dan kekuatan irregular yang tidak tergantung pada besaran pasukan. Sehingga sangat memungkinkan perang ini dilakukan oleh satu orang saja dari suatu tempat yang jauh dari wilayah sengketanya.
“Tujuan utama perang asimetris adalah mengarahkan lawan tanpa bertempur. Juga, pemanfaatan taktik, pilihan medan pertempuran yang baru hingga senjata baru dalam berperang bisa disebut sebagai langkah taktik asimetrik,” ujar pengajar Universitas Pertahanan Indonesia Yono Reksoprasodjo dalam diskusi Angkatan Muda Partai Golkar (PP-AMPG) ‘Menangkal Perang: Upaya Penguatan Ideologi Pancasila’ di DPP Partai Golkar, Senin (10/7/2017).
Polutikus Golkar Aditya Anugrah Moha mengatakan, bahwa Indonesia memiliki suku bangsa yang besar. Dimana, 1340 suku bangsa tersebut merupakan potensi yang dapat digunakan oleh pihak-pihak yang ingin menjatuhkan Indonesia melalui perang asimetris.
Ia meyakini perang asimetris dapat dicegah dengan penguatan ideologi Pancasila agar ajaran-ajaran yang ingin memecah belah bangsa tidak dapat masuk. “Tentu saja, perang asimetris umumnya bertujuan menyebarkan ajaran-ajaran ideologi radikal untuk mengganti ideologi negara dengan sebuah ideologi tertentu,” katanya.
Maka pentingnya mencegah perang asimetris, Ketua Harian PP AMPG Bidang Politik Mustafa Radja berkomitmen akan melaksanakan diskusi agar dapat mencari solusi dari permasalahan yang sedang berkembang saat ini.[Mus]