Direktur: Butuh Penanganan Serius Agar BWBP Tak Mengulangi Perbuatan

Kamis, 20 Juli 2017
Indonesiaplus.id – Satu dari 26 jenis Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang ditangani oleh Kementerian Sosial, adalah mereka para Bekas Warga Binaan Pemasyarakatan (BWBP) atau lebih dikenal dengan narapidana.
“Usai menjalani hukuman di lembaga pemasyarakatan, muncul persoalan sosial baru yang dihadapi oleh para BWBP, yang bisa jadi kita sendiri sering lupa dan mengabaikannya, ” ujar Direktur Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang, Sonny W. Manalu, di Pusdiklat Karya Nyata, Desa Cinagara, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Kamis (20/7/2017).
Peserta BWBP, kata Sonny, berjumlah 50 orang dalam satu angkatan dan itu baru dari satu daerah yang lolos verifikasi. Jadi, bisa dibayangkan masih terdapat ribuan BWBP, khususnya yang berasal dari keluarga miskin.
“Jika tidak ada upaya penanganan dari pemerintah, bukan tidak mungkin mereka kembali melakukan tindakan kejahatan dan pelanggaran hukum, ” katanya.
Semua pihak terkait mulai dari pusat hingga daerah agar bersama-sama melakukan penanganan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Sehingga, hari-hari dan kehidupan mereka bisa kembali berjalan secara wajar dan benar.
“Dengan kehidupan yang wajar dan benar itulah, mereka akan bisa diterima kembali sepenuhnya oleh lingkungan masyarakat dan khususnya keluarga, ” harapnya.
Selama pelatihan diharapkan para peserta memperhatikan tiga hal berikut: Pertama, ikutilah semua kegiatan dengan sepenuh hati, sebab ketekunan dan keseriusan akan bisa mendapatkan dan menguasai ilmu, serta keterampilan.
Kedua, dalam membangun usaha nanti agar sesuai dengan pelatihan ini, ajaklah anak istri dan keluarga lainnya untuk bersama-sama memulai hidup baru, semangat baru dan menatap masa depan yang diimpikan dan dicita- citakan.
“Ketiga, kepada para instruktur, juga pengelola Pusdiklat Karya Nyata, saya titip seluruh peserta ini, kiranya mereka mendapat bekal keterampilan yang baik untuk menjadi bekal ketika kembali ke daerah asalnya, ” pintanya.
Bagi para bekas warga binaan yang beruntung, karena bisa mengikuti program kegiatan ini. Juga, akan menerima program bantuan permodalan usaha dari Direktorat RSTS dan KPO.
“Para BWBP dimungkinkan menerima program bantuan dari pemerintah lainnya, seperti Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) bagi anak anaknya, ” terangnya.
Usai mengikuti pelatihan ini, agar bisa menjalani hidup lebih baik dan tenang. Sekaligus, memulai dan mengembangkan usaha kemandirian di daerah asal.
“Saya juga titipkan semua peserta bimbingan ini kepada para instruktur dan pengelola Pusdiklat. Sebab, saudaralah lebih memahami kondisi di lapangan, ” katanya.
Dalam kesempatan berbahagia ini, tidak lupa mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada pimpinan, pengelola Pusdiklat Karya Nyata, serta segenap jajarannya.
“Saya tahu tempat ini didirikan oleh almarhum Bapak Haji Bahrun, dan selama puluhan tahun terbukti dan teruji berhasil melakukan pelatihan bagi ribuan pemuda petani dari seluruh Indonesia, ” tandasnya.[Sap]