Direktur Sejarah: Tanamkan Nilai Kebangsaan untuk Pendidikan Karakter

Selasa, 18 April 2017
Indonesiaplus.id – Guru adalah agen perubahan yang memiliki posisi strategis. Sebab, melalui pendidikan sejarah akan memberi pemahaman bagi generasi muda tentang nilai-nilai kebangsaan sebagai bagian dari pendidikan karakter.
“Guru harus mampu melihat realitas sosial warga di perbatasan sebagai pengalaman pribadi, yang akan ditransfer kepada siswa sehingga akan terbangun komitmen generasi muda untuk menjaga integrasi dan kedaulatan NKRI melalui pendidikan sejarah, ” ujar Direktur Sejarah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Triana Wulandari, di Kabupaten Siak, Senin (17/4/2017).
Pendidikan sejarah, kata Triana, harus diajarkan sekaligus menanamkan nilai-nilai kebangsaan sebagai bagian dari pendidikan karakter agar siswa bisa menangkap intisari dari peristiwa sejarah yang akan membentuk insan yang baik dan sadar jati dirinya.
“Sejarah merupakan sebuah narasi peristiwa dan tokoh yang memiliki potensi besar menumbuhkan rasa nasionalisme. Maka, setiap guru harus mengajarkan sejarah sebagai ilmu yang memiliki nilai-nilai kebangsaan yang erat kaitannya dengan patriotisme dan cinta tanah air, ” katanya.
Perbatasan memiliki karakter khas dan berbeda dengan wilayah lainnya. Sehingga, lalu lintas manusia berbeda bangsa dan negara menjadikan di wilayah tersebut kaya dengan berbagai keanekaragaman.
Pendidikan karakter bertugas menanamkan nilai-nilai kebangsaan dengan bentuk yang berbeda di setiap tempat. Dalam kegiatan ini, para guru berbagi dan saling belajar pengalaman dari guru di perbatasan dan guru lainnya dari seluruh Indonesia.
“Para guru bisa mendapatkan pengalaman dan pemahaman baru, yang bisa memantik kreativitas dalam praktik pengajaran khususnya sejarah di sekolah masing-masing setelah mereka kembali, ” ujarnya.
Internalisasi nilai kebangsaan, merupakan bentuk baru dari Kegiatan Kemah Guru di wilayah perbatasan yang telah dilaksanakan sejak 2010.
“Kegiatan menitikberatkan kepada sudut pandang pendidikan dalam upaya penanaman nilai-nilai kebangsaan melalui pendidikan karakter di wilayah perbatasan, ” ungkapnya.
Kegiatan berupa pertemuan para guru dari seluruh Indonesia untuk saling belajar, membahas, dan melihat langsung kondisi perbatasan khususnya bidang pendidikan untuk menguatkan kesadaran, keyakinan, serta komitmen akan nilai-nilai kebangsaaan tersebut.
“Melibatkan guru-guru berprestasi dan berdedikasi dari seluruh Indonesia untuk memperkuat kesadaran, keyakinan dan komitmen nilai-nilai kebangsaan di wilayah perbatasan, ” tandasnya.
Tahun ini, dilaksanakan di Kabupaten Siak dan Bengkalis yang diharapkan memberikan dampak positif bagi guru dalam lingkup pendidikan, nilai kebangsaan, serta wilayah perbatasan kepada generasi muda.
“Juga, harus mampu berupaya menumbuhkan cinta tanah air dan keseriusan menjaga keutuhan NKRI melalui karya-karya anak bangsa, ” harapnya.[Ham]