HUMANITIES

Seminar Kesejarahan Sriwijaya Hasilkan Tujuh Rumusan

Kamis, 9 Agustus 2018

Indonesiaplus.id – Seminar Kesejarahan bertajuk “Sriwijaya dan Poros Maritim Dunia” yang digelar mulai 6 hingga 9 Agustus 2018 resmi berakhir dengan menghasilkan tujuh rumusan penting.

Seminar digelar oleh Direktorat Sejarah, Direktorat Jendral Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan menghadirkan 12 pembicara tamu dan 50 pemakalah terseleksi.

Fokus dari kegiatan seminar kesejarahan tersebut membahas tentang Sriwijaya dari berbagai perspektif sehingga menghasilkan rumusan penting yang perlu untuk ditindaklanjuti.

Adapun tim perumus terdiri dari Kasijanto Sastrodinomo Universitas Indonesia (UI) sebagai ketua; Farida Ratu Wargadalem, Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Sumatera Selatan sebagai sekretaris.

Juga, 4 orang anggota terdiri dari Agus Widiatmoko, Direktorat Sejarah; Didik Pradjoko dari UI; Budi Wiyana, Balar Sumatera Selatan; serta Anastasia Swastiwi dari BPNB Tanjung Pinang.

Setelah melalui tahapan diskusi, pleno, dan panel menghasilkan tujuh rumusan penting yang perlu ditindaklanjuti sebagai berikut:

Pertama, perlu pembentukan pusat studi Sriwijaya. Kedua, perlu penggalian sumber-sumber asing di berbagai negara. Ketiga, perlu peraturan daerah yang mengatur tentang penyelamatan cagar budaya.

Keempat, perlu penguatan tindakan penyelamatan cagar budaya dan lingkungan. Kelima, perlu pengkajian nilai-nilai budaya komunitas indigenous. Keenam, perlu penyebarluasan pengetahuan sejarah melalui teknologi dan media digital. Ketujuh, perlu pengkajian lebih intensif tentang kemaritiman.

Selain itu, tim perumus mengungkapkan pengkajian tentang aspek-aspek kesejarahan Sriwijaya dipandang penting ditumbuhkembangkan untuk pembentukan karakter dan identitas bangsa.

Pasalnya, kemampuan Sriwijaya dalam mengelola sistem ketatanegaraan, pertahanan serta perdagangan patut dijadikan inspirasi sekaligus pembelajaran bagi bangsa Indonesia dalam memasuki era digital.[Mor]

Related Articles

Back to top button