HUMANITIES

Ekspedisi Jalur Rempah 2017, Apa Pesan dan Kesan Peserta?

Kamis, 12 Oktober 2017

Indonesiaplus.id – Ekspedisi Jalur Rempah (EJR) 2017, tak sekedar menelusuri jejak kejayaan rempah – rempat di kepulauan Maluku melainkan menguatkan kembali semangat generasi bangsa untuk mencintai Indonesia.

Lalu bagaimana pesan dan kesan dari para peserta, berikut petikan wawancaranya.

“Tidak nyangka, ketika menerima kabar dan dinyatakan menjadi bagian 1 dari 100 peserta EJR 2017 mewakili Provinsi Sumatera Selatan. Saya bangga dan termotivasi diberi kesempatan untuk berekspedisi di kepulauan Maluku, ” ujar Sumi Maryani, Rabu (11/10/2017).

Ada tanggungjawab, kata Sumi, untuk memahami kultur dan kekayaan hayati Indonesia, termasuk untuk berkontribusi dengan aktif belajar dan berbagi pengalaman, terutama saat kembali ke daerah asal.

“Usai menginjakan kaki di kepulauan Maluku, bicara kekayaan Indonesia seakan tak akan ada habisnya. Betapa Indonesia itu sangat beragam dengan Sumber Daya Alam (SDA), kaya dengan budaya dan tradisi, nilai perjuangan dan persatuan anak negeri, ” kata mahasiswi FKIP Unsri itu.

Sangat wajar di masa lampau, Maluku menjadi pusat rempah-rempah yang memasok kebutuhan rempah dunia. Kondisi ini menjadi berkah sekaligus ada tugas untuk melestarikan eksistensi Maluku sebagai Jalur Rempah dan indentitas bangsa.

“Potensi kepulauan Maluku yang kaya dengan rempah-rempah dan pernah berjaya di masa lampau menjadikan saya sangat bangga dan semakin cinta dengan Indonesia, ” ucap perempuan berjilbab itu.

Generasi muda yang hadir dari berbagai provinsi memiliki tujuan yang sama, selain menelusui jejak kejayaan Maluku dengan rempah-rempah. Juga, memahami sosial budaya masyarakat setempat yang akan didokumentasikan dalam berbagai bentuk.

“Pada dasarnya saya tidak begitu menekuni suatu keterampilan tertentu, karena setiap orang suka berbagi potret kehidupan dan penyampaian atau cara berbeda bisa dengan foto, video maupun tulisan, ” katanya.

Ke depan, teknis pelaksanaan EJR bisa disesuaikan dengan kalender akademik peserta, karena terkait sistem kurikulum sebagai mahasiswa termasuk perizinan. Sehingga, bisa menjadi bagian dari proses internalisasi dan pembelajaran sejarah.

“EJR sangat menggugah generasi muda lebih mengenali identitas sebagai bangsa maritim, Juga mengenal lebih dekat dengan kekayaan kepulauan Maluku. Sedangkan untuk Direktorat Sejarah saya mengucapkan terima kasih dengan kegiatan yang digelar ini karena semakin memupuk rasa cinta tanah air, ” katanya.

Hal senada disampaikan Elefta Sri utami, bahwa EJR memberikan sebuah pengalaman menarik karena langsung melakukan ekspedisi di lapangan, bisa berinteraksi dengan warga, dan menyakasikan jejak – jejak kejayaan masa di masa lampau.

“Saya merasa sangat beruntung dan bangga karena bisa terpilih menjadi peserta EJR 2017, semoga mengeratkan antarpeserta dari seluruh provinsi di Indonesia untuk semakin cinta Indonesia, ” ungkapnya.

Rasa bangga juga disampaikan Rita Yunita Sari, dari Universitas Andalas, Padang. Momen EJR kali ini tidak akan dilewatkan begitu saja, melainkan akan mendokumentasikan dalam bentuk tulisan karena tulisan bisa dibaca oleh generasi setelahnya.

“Di mata saya, Maluku adalah parfum yang aromanya mampu menarik bangsa-bangsa lain di dunia dengan rempah-rempahnya. Saya bangga jadi bagian dari bangsa Indonesia dan melalui tulisan akan merekam kekayaan Maluku agar tidak lekang oleh waktu, ” tandasnya.[Mor]

 

Related Articles

Back to top button