Direktur: Perlu Motivasi Agar Guru Sejarah Menggali Sejarah Lokal
Rabu, 24 Mei 2017
Indonesiaplus.id – Langkah awal untuk membangun pendidikan karakter dengan dasar pelajaran sejarah yang akan diberikan kepada peserta didik. Salah satunya, dengan mengelar Workshop Guru Sejarah tingkat SMA/MA sederajat.
“Workshop Guru Sejarah tingkat SMA/MA sederajat digelar untuk meningkatkan mutu, mengembangkan kualitas, memotivasi guru sejarah agar mampu menggali sejarah lokal daerahnya, sehingga bisa memperkuat karakter, jati diri serta mempererat persatuan dan kesatuan bangsa, ” ujar Direktur Sejarah, Triana Wulandari pada Rapat Koordinasi Workshop Guru Sejarah Tingkat SMA/MA Sederajat di Hotel Ambhara, Blok M, Jakarta Selatan, Rabu (24/5/2017).
Workshop Guru tersebut, kata Triana, diisi dengan materi meliputi Sejarah Kebudayaan Indonesia; Hakekat Sejarah Lokal: Komponen dan Aplikasinya; Metode Sejarah Lokal; Penggalian dan Penulisan Sejarah Lokal.
“Termasuk sejarah lisan dan tradisi lisan sebagai sumber sejarah dan pengembangan penilaian otentik dalam pembelajaran sejarah lokal, ” katanya.
Pasca digelar workshop, diharapkan akan ada upaya penguatan pelaku pendidikan dan kebudayaan bagi para siswa, guru, kepala sekolah, orangtua, dan pemimpin institusi pendidikan dalam ekosistem pendidikan.
“Juga, akan ada pemberdayakan pelaku budaya dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan, serta fokus dengan kebijakan yang diarahkan untuk penguatan perilaku mandiri dan berkepribadian, ” ucapnya.
Workshop digelar di 33 provinsi, sekaligus wujud nyata mendukung program nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam meningkatkan dan mengembangkan kompetensi guru sejarah, serta implementasi mata pelajaran sejarah yang inovatif.
Selain itu, untuk memberikan sosialiasi dan koordinasi terkait Rencana Kegiatan Workshop Guru Sejarah Tingkat SMA/MA Sederajat Tahun 2017 dengan para stakeholder, yaitu Kepala Dinas Pendidikan Provinsi dari seluruh Indonesia.
Peserta Rakor Workshop Guru Sejarah Tingkat SMA/ MA Sederajat adalah Kepala Dinas Pendidikan dari 33 Propinsi. Menghadirkan para narasumber yang berasal dari pejabat struktural di lingkungan Direktorat Sejarah dan para akademisi.[Mor]