PM Theresa May: Aksi Teror Merupakan Perbuatan Para Pengecut

Rabu, 24 Mei 2017
Indonsiaplus.id – Dalam 12 tahun terakhir, serangan bom yang terjadi usai konser Ariana Grande di Manchester merupakan yang terburuk bagi Inggris.
Perdana Menteri Inggris Theresa May menyebut setiap aksi teroris sebagai aksi pengecut. “Semua tindakan terorisme adalah pengecut,” ujar May di luar kantornya di Downing Street usai bertemu dengan kepala keamanan dan intelijen, seperti dilansir Reuters, Rabu (24/5/2017).
Serangan ini menunjukkan kepengecutan yang sangat memuakkan, dengan sengaja menargetkan anak-anak dan orang muda yang tak berdosa dan tak berdaya. “Konser itu yang seharusnya menikmati salah satu malam yang paling berkesan dalam kehidupan mereka,” katanya.
Usai serangan, Inggris telah meningkatkan status keamanan mereka dari ‘parah’ menjadi ‘kriits’. May dalam sebuah siaran televisi menyatakan akan meningkatkan keamanan dengan menurunkan pasukan militer. Militer akan diterjunkan ke acara-acara publik termasuk di antaranya acara konser dan olahraga.
Sebelumnya, ISIS telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan di Manchester. Mereka menyatakan hal tersebut melalui sosial media Telegram. “Salah satu tentara khalifah menempatkan bom-bom di antara kerumunan,” ujar ISIS dalam sebuah pernyataan.
Diberitakan sebelumnya, ledakan bom terjadi di kompleks Manchester Arena yang menjadi lokasi konser penyanyi ternama Amerika Serikat (AS) Ariana Grande. Bom meledak sesaat setelah konser berakhir pada Senin (22/5) malam sekitar pukul 22.33 waktu setempat. Korban luka dirawat di 8 rumah sakit berbeda.
Diidentifikasi pelaku bernama Salman Abedi (22). Ia merupakan pria kelahiran Inggris keturunan Libya. Abedi lahir di barat laut Manchester dari orang tua berkebangsaan Libya. Orangtua Abedi melarikan dari negaranya untuk menghindari rezim diktator Moamer Kadhafi.
Selain Abedi, Polisi juga turut mengamankan seorang pria berusia 23 tahun. Hanya saja dentitas orang tersebut belum diungkap oleh Kepolisian.[Fat]