Ibu Hamil Sering Minum Antibiotik, Janin Berisiko Ngidap Paru-paru
Minggu, 19 Februari 2017
Indonesiaplus.id – Salah satu tugas kaum hawa adalah mengandung. Maka, diperlukan upaya serius untuk menjaga janin selama kehamilan. Lalu, bagaimana saat ibu menderita sakit?
Ibu hamil sakit, dokter bisa memilihkan obat yang tidak berisiko bagi mereka. Namun bila ada ibu yang nekat minum obat sendiri, terutama antibiotik, maka ini bisa berisiko bagi si janin.
Penelitian terbaru dari Cincinnati Children’s Hospital Medical Center mengungkap konsumsi antibiotik dalam waktu lama dapat mengganggu sistem imun atau kekebalan janin dan menyebabkan masalah kesehatan pada si anak. Dalam hal ini adalah munculnya risiko pneumonia pada si anak.
Temuan ini terbukti dari hasil pengamatan peneliti terhadap sekelompok anak tikus. Faktanya, induk tikus yang sering diberi antibiotik akan melahirkan anakan yang berisiko tinggi mengalami pneumonia atau radang paru-paru. Apa hubungannya?
Menurut salah satu peneliti, Hitesh Deshmukh, MD, PhD, ternyata sistem pertahanan tubuh makhluk hidup yang kuat didasarkan pada aliran sinyal molekuler yang terjadi akibat tubuh bereaksi terhadap adanya bakteri-bakteri baik yang berkoloni di dalam usus.
Melalui sinyal inilah, yang memberikan perintah kepada paru-paru kapan tubuh perlu membangun sel-sel imun, berapa banyak dan dimana saja mereka akan ditempatkan.
Namun, persoalannya adalah ketika antibiotik masuk ke tubuh, obat ini akan menghilangkan bakteri baik tadi, dan otomatis memutus sinyal penting di antara sistem imun dengan bakteri dalam usus. Akibatnya, paru-paru juga ikut melemah. Demikian seperti dilaporkan Medical Xpress.
Selain itu, proses pembentukan sistem imun pada bayi menghabiskan waktu yang cukup panjang. Sekali terjadi gangguan di tengah-tengah proses itu, kerusakannya bisa saja bersifat permanen. “Itulah mengapa kelebihan antibiotik dapat membantu menjelaskan mengapa seseorang yang tidak memiliki risiko genetik untuk terserang asma atau penyakit paru lainnya bisa muncul,” katanya.
Sedangkan, menurut dr M Nurhadi Rahman, SpOG dari RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, jika ibu hamil sakit dan terpaksa harus minum obat, penggunaan obat-obatannya dapat dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.
Misalnya, untuk flu dan sakit gigi, dokter akan meresepkan obat yang kandungannya hanya parasetamol saja tanpa ada campuran lain. Bukan hanya jenis obat, cara pemberiannya juga harus diperhitungkan demi keamanan janin dalam kandungan.
Juga, dokter tidak menganjurkan untuk melakukan swamedikasi atau pengobatan sendiri, termasuk ketika memilih produk obat tradisional. “Kalau beli di jalan atau yang tidak bersertifikasi, walaupun herbal kita tidak pernah tahu komposisi yang digunakan aman atau tidak. Jadi, sebaiknya dihindari saja,” tandasnya.[Mas]