Kemenkeu: Akhir November 2018 Rupiah Tercatat Terdepresiasi 7,64%
Minggu, 23 Desember 2018
Indonesiaplus.id – Tercatat kurs Rupiah bergerak ke level Rp14.577,0 per dolar Amerika Serikat atau terdepresiasi sebesar 7,64% secara year to date hingga akhir November 2018. Hal ini diakibatkan faktor eksternal yang membuat mata uang Garuda melemah.
“Per akhir November 2018 nilai tukar rupiah pada level Rp14.577,0 per dolar Amerika Serikat, atau terdepresiasi sebesar 7,64% (ytd). Perkembangan penguatan nilai tukar Rupiah sangat dipengaruhi oleh risk apetite,” ujar Menkeu Sri Mulyani, di Jakarta.
Tekanan terhadap nilai tukar Rupiah mulai mengalami penurunan pada November 2018 dan akan sedikit mengalami tekanan pada Desember 2018.
“Kebijakan yang ditempuh oleh Bank Indonesia (BI) dan Pemerintah dalam meningkatkan kinerja ekonomi nasional akan terus dilakukan,” paparnya.
Bank Indonesia pada November 2018 melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 6,00 guna mengantisipasi kenaikan suku bunga global pada Desember 2018 telah direspon positif.
Hingga pertengahan Desember 2018, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengklaim pergerakan nilai tukar rupiah masih stabil meskipun masih terdapat gejolak dalam beberapa pekan terakhir.
Perry mengungkapkan bergeraknya rupiah karena mekanisme pasar sudah bekerja dengan baik, serta beberapa kebijakan telah dilakukan BI.[sal]