ECONOMY

Hadapi Resesi, Ekonom: Belanja Pemerintah Kunci Pertumbuhan Kuartal III

Indonesiaplus.id – Indonesia masuk daftar negara terkena resesi di kuartal III 2020. Pasalnya, angka pertumbuhan ekonomi Indonesia periode April-Juni 2020 bisa saja lebih buruk dari kuartal II 2020, jika saja belanja pemerintah semakin melambat.

“Jadi, apakah Indonesia akan menghadapi resesi atau tidak resesi? Yang pasti resesi. Pada kuartal III 2020 lebih buruk atau baik? Tapi kuncinya di efektivitas belanja pemerintah,” ujar Ekonom Indef Enny Sri Hartarti melalui video conference, Senin (31/8/2020).

Bila stimulus, kata Enny, digelontorkan pemerintah tepat sasaran, maka ekonomi Indonesia berpotensi membaik meski masih minus. Namun sebaliknya, jika insentif yang diberikan ke masyarakat tak tepat sasaran, akibatnya ekonomi domestik bakal lebih parah pada kuartal III 2020.

“Iya, ada konsekuensi kalau saweran stimulus ini cukup tepat sasaran maka ini yang akan mampu untuk melandaikan atau potensi pemburukan ekonomi,” ungkapnya.

Ekonom Senior Faisal Basri meramalkan bahwa ekonomi Indonesia minus 3 persen pada kuartal III 2020. Sinyal itu juga sepakat bahwa Indonesia akan resesi pada periode tersebut.

Faisal menyarankan pemerintah sebaiknya tak menghindari resesi. Sebab, penularan virus corona masih terjadi. Terlebih proses pemulihan ekonomi nasional membutuhkan waktu yang tak sebentar.

“Pemerintah akan sulit menghindari resesi pada periode Juli-September 2020. Saya kira kalau boleh saran, jangan hindari resesi,” tandas Faisal.

Selain itu, pemerintah sebaiknya fokus dalam menangani pandemi virus corona di sektor kesehatan, bukan ekonomi. Pasalnya, ekonomi baru akan kembali positif jika kasus corona selesai.

“Saya kira pemerintah jangan target tidak resesi pada kuartal III 2020. Targetnya sampai September 2020 itu benahi virus, sehingga kuartal III 2020 biarkan minus,” tandasnya.

Faisal memprediksi ekonomi akan berakhir di zona negatif, jika pemerintah tak bisa menangkal gelombang kedua penularan virus corona sehingga memproyeksi ekonomi domestik berpotensi minus 3,8 persen pada akhir 2020.[sal]

Related Articles

Back to top button