ECONOMY

Ekonom Bank Mandiri: Kenaikan Harga Gula Picu Inflasi Maret 2020

Indonesiaplus.id – Pada Maret 2020 diprediksi terjadi inflasi atau Indeks Harga Konsumen (IHK) yang mencapai 0,15 persen (month to month/ mtm) atau naik dibandingkan inflasi Februari 2020 sebesar 0,28 (mtm).

Sehingga angka ini sama dengan 3,02 persen (year on year/ yoy) atau naik dari Februari 2020 2,98 persen (yoy). Penyebaran wabah Covid-19 meningkatkan risiko inflasi makanan, khususnya barang impor.

“Terjadi inflasi Maret 2020 disebabkan kenaikan harga emas, telur ayam dan gula. Indonesia adalah importir gula karena sekitar 77% dari permintaan domestik dipenuhi dari pasokan impor,” ujar Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro dalam laporannya, Selasa (31/3/2020).

Inflasi, kata Andry, ke depan diperkirakan akan mencapai 3,25 persen dan capaian tersebut terbilang stabil dalam rentang target yang ditetapkan BI yaitu 2 – 4 persen.

Namun, perkiraan inflasi yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi 2019 sebesar 2,72 persen. Juga, ada faktor risiko yang lebih tinggi pada inflasi volatile food, terutama inflasi makanan.

Selain itu, Andry menilai bahwa angka inflasi yang stabil mendukung agenda BI tetap memiliki kebijakan moneter yang akomodatif sepanjang tahun ini.

“Tentu saja, kami memprediksi BI akan mempertahankan tingkat kebijakan di 4,50% hingga akhir 2020. Ruang memangkas tingkat suku bunga sangat terbatas, ” katanya.

Sedangkan untuk defisit transaksi berjalan pada 2020 mungkin akan melebar menjadi 2,88 persen dari PDB atau naik dari realisasi tahun lalu sebesar 2,72 persen.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis Indeks Harga Konsumen (IHK) Maret 2020 pada hari ini, Rabu (1/4/2020), pukul 11:00 WIB dan dilakukan melalui tayangan live di kanal YouTube BPS.[sal]

Related Articles

Back to top button