HEALTH

Ilmuwan: Puasa Ramadhan Tingkatkan Daya Tahan Tubuh Tangkal Virus

Indonesiaplus.id – Di tengah wabah virus corona Covid-19, umat muslim di seluruh dunia menunaikan ibadah puasa Ramadhan.

Kendati Ramadhan tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya mengingat banyak masjid ditutup, ahli kesehatan mengatakan puasa memiliki sejumlah manfaat dalam menangkal virus.

Menurut para ahli kesehatan, puasa dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Menilik sejarah, warga Mesir pada zaman dulu sering melaksanakan puasa dalam jangka waktu tertentu untuk menangkal penyakit. Praktik tersebut juga banyak dilakukan umat Kristen dan Yahudi dalam ritual keagamaan mereka.

Saat ini, berbagai studi menunjukkan puasa memberikan banyak manfaat kesehatan. Salah satunya meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengurangi inflamasi di dalam sel-sel tubuh. Pasalnya, dengan puasa tubuh berada dalam mode hemat energi menyusul sedikitnya nutrisi yang berada dalam tubuh.

“Menghemat energi tubuh akan mendaur ulang sel-sel yang rusak atau tua yang kemudian akan menciptakan sel yang lebih sehat ketika waktu puasa berakhir,” ujar Dr Amir Khan seperti dikutip Alzajeera.

Adapun sel-sel tersebut bergerak lebih cepat dan lebih efisien dalam melawan infeksi yang menjangkiti tubuh kita. Faktor kunci lainnya yang membedakan puasa dengan diet biasa ialah pantangan air minum.

Berdasarkan hasil studi, orang yang tidak minum selama 12 hingga 24 jam berisiko lebih tinggi mengalami penurunan daya tahan tubuh dan terjangkit penyakit, tapi setelah makan atau minum, daya tahan tubuh akan meningkat tajam.

Selain itu, studi tidak dilakukan selama Ramadan, tapi puasa sunah juga berbeda-beda di setiap tempat, tergantung usia, cuaca, dan kebiasaan makan. Secara umum, puasa selama 12 jam memberikan keuntungan. Dalam Islam, orang sakit juga tidak diwajibkan puasa sebagaimana orang sehat.

“Ramadhan kali ini jatuh di tengah wabah Covid-19. Saya sangat tertarik untuk melakukan penelitian pada akhir Ramadhan untuk melihat lebih jauh manfaat puasa terhadap tubuh manusia. Saya juga tidak akan melepaskan fakta bahwa kita jadi rajin cuci tangan dan menjaga kebersihan tubuh, ” tandasnya.

Hal senada disampaikan Dr Salman Waqar dari University of Oxford mengatakan bahwa umat muslim dapat melalui Ramadhan kali ini tanpa hambatan, sekalipun jatuh di tengah wabah Covid-19.

Dr Salman merupakan anggota British Islamic Medical Association yang menerbitkan panduan puasa di tengah Covid-19. “Dalam banyak kasus, orang yang sehat akan mampu menjalani puasa tanpa hambatan,” kata Dr Salman, dilansir RFERL.

Seperti disampaikan dalam ajaran Islam, Dr Salman menganjurkan orang sakit, orang tua, dan orang yang bepergian jauh untuk tidak memaksakan diri berpuasa jika tidak merasa nyaman.

Dr Malik membantah jika puasa dapat memperlemah daya tahan tubuh. Namun, dia mewanti-wanti agar umat muslim mengonsumsi air putih yang cukup selama sahur untuk menghindari dehidrasi. Dia juga cemas masyarakat yang terinfeksi Covid-19 akan jatuh sakit sangat cepat dan kekurangan cairan tubuh.

Dr Malik mengatakan tidak ada bukti kuat yang menyatakan daya tahan tubuh menguat selama berpuasa. Sebab, sebagian besar studi puasa didasarkan pada observasi, bukan penelitian mendalam. Namun, kata Dr Malik, beberapa orang mengalami kenaikan tekanan darah dan berat badan.

Umat muslim di dunia tidak hanya berpuasa, tapi juga bekerja. Salah satunya Mohd. Fazli Abd Rahman, warga Malaysia, mengaku tak mengalami kendala apa pun selama membersihkan trotoar di sepanjang Penang Road. Hujan deras selama semalaman dan udara yang sejuk pada pagi membuatnya tetap semangat.

“Tampak energik mulai bekerja pukul 06.30 sampai pukul 11.30. Kualitas pekerjaan mereka tetap bagus dan tidak ada laporan miring dari lapangan. Saya salut kepada mereka yang tetap menjalankan perintah agama, ” pungkas Wakil Direktur MBPP Urban Service Xavier Sebastian, dilansir The Star.[was]

Related Articles

Back to top button