Tiga Mahasiswa Unair Berhasil Membuat Kantong Darah Antibakteri dari Mangrove

Sabtu, 21 Juli 2018
Indonesiaplus.id – Membuat kantong darah yang tidak mudah tercemar bakteri berhasil dibuat oleh tiga mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Andhi Baskoro, Jualita Kusuma Wardani, dan Diana Fitri dengan memanfaatkan ekstrak mangrove.
Menurut ketua tim peneliti, Andhi Baskoro, bahwa Indonesia dikenal sebagai etalase bencana. Sehingga bencana apa pun ada di Negeri Nusantara ini, termasuk tingginya angka kecelakaan lalu lintas. “Kondisi itulah kebutuhan darah sebagai pelengkap utama dalam evakuasi, menjadi sangat penting dan vital,” ujar Andhi dalam keterangan tertulisnya, Senin (9/7/2018).
Namun sayang, alat penyimpan darah hasil dari transfusi para pendonor, yaitu kantong darah (blood bag) sering terkontaminasi bakteri, selain sifat fisik material kantong darah itu sendiri, sehingga tidak bisa dipakai.
Juga, ada permasalahan seperti yang dihadapi Palang Merah Indonesia (PMI) menginspirasi tiga mahasiswa Universitas Airlangga tersebut untuk melakukan inovasi membuat kantong darah yang bersifat antikoagulan dan antibakteri.
Dengan bahan mangrove, sebagai salah satu tumbuhan yang dibudidayakan di pesisir pantai di Kota Surabaya. Keberadaan pohon yang relatif melimpah itu menjadi insiprasi untuk menghasilkan inovasi.
Para mahasiswa itu memanfaatkan batang mangrove yang memiliki sifat antikoagulan sebagai kantong darah dengan mengekstraksi batangnya. ”Sifat antikoagulan itu berguna agar tidak terjadinya penggumpalan pada darah yang disimpan di kantong darah,” ungkapnya.
Semakin tingginya kebutuhan transfusi darah di Indonesia itu, kata dia, berbanding lurus dengan jumlah kebutuhan kantong darah. Hal itu karena banyaknya kejadian bencana dan kecelakaan saat para korban bencana sangat membutuhkan bantuan suplai darah.
”Jia saja banyak kantong darah yang terkena atau tercemari bakteri, maka diperlukan suatu kantong darah yang bersifat antibakteri dan bersifat antikoagulan,” katanya.
Saat ini, kantong darah banyak beredar di pasaran terbuat dari poly vinyl chloride (PVC) dengan campuran plasticizer. Untuk mendapatkan sifat antibakteri dan antikoagulan dengan menambahkan material kitosan sehingga dengan ekstraksi batang mangrove dan kitosan maka akan memiliki sifat bioaktif, biokompatibel, dan antibakteri yang ada pada ekstraksi batang mangrove.
Batang pohon mangrove yang digunakan dalam penelitian ini adalah mangrove jenis Aegiceras Corniculate yang memiliki sifat antikoagulan. ”Tim kami berharap dengan penelitian ini dapat meminimalisir kerusakan darah yang terdapat pada kantong darah, sehingga darah dari para pendonor dapat disimpan dengan baik,” tandasnya.
Hasil penelitian itu tertuang pada laporan inovasinya dalam Program Kreativitas Mahasiswa Penelitihan Eksakta (PKM-PE) yang berjudul ”Inovasi PVC–Gliserol–Kitosan dan Ekstrak Aegiceras Corniculate untuk Anti-Coagulant dan Anti-Acterial Blood Bag”
Dengan di bawah arahan dan bimbingan Prihartini Widiyanti, proposal Andhi Baskoro Dkk itu berhasil lolos seleksi Dikti, sehingga memperoleh dana penelitihan dari Kemenristekdikti dalam program PKM tahun 2017-2018.[Sam]