Presiden Ketiga RI Sebut Keanekaragaman Bukan Pemecah Belah

Jumat, 10 Agustus 2018
Indonesiaplus.id – Masyarakat Indonesia agar tidak mempersoalkan tentang keanekaragaman. Pasalnya, keanekaragaman menjadi sukses negara-negara maju seperti Jerman. Namun, ada syarat lain yang harus dipenuhi untuk menjadi negara maju.
“Sebenarnya keanekaragaman itu aset dan pengungkit kemajuan. Namun, ada syaratnya, biar beragam bahasa harus satu, tulisannya (di media) harus sama jangan berbeda-beda agar dipahami masyarakat dan tidak buta huruf,” ujar Presiden RI ketiga Prof Dr BJ Habibie saat menyampaikan sambutan di puncak Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-23 di Pekanbaru, Jumat (10/8/2018).
Soal pendidikan dan pembudayaan juga penentu kemajuan negara. Namun, kata Habibie, tanpa teknologi yang inovatif negara akan jalan di tempat.
Habibie bercerita, bagaimana Indonesia mampu menciptakan teknologi pesawat terbang yang
canggih, N-250. Pesawat ini menjadi awal kebangkitan teknologi nasional. “N-250 pesawat paling canggih. Negara lain belum punya Indonesia sudah ada. Dan itu dibuat anak bangsa,” katanya.
Pada usianya yang ke-82, Habibie berharap dengan teknologi inovatif Indonesia bisa berdaulat dari sisi pangan, keamanan, ekonomi. Hal ini perlu didukung dengan sumber daya manusia.
“Di zaman anak-anak milenial harus lebih hebat dari zaman saya dulu. Saya sudah 82 tahun, mau naik tangga saja harus dipegang tapi pikiran saya seperti 28 tahun,” tandasnya.[Mus]