POLITICS

Presiden Ingin BUMN Dipimpin Orang Bule, Ada Apa?

Rabu, 4 Januari 2017

Indonesiaplus.id – Para pimpinan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mesti memiliki semangat kompetisi yang kuat dan sehat agar BUMN dapat terus maju dan berkembang secara optimal.

“Saya ingin ada tiga atau empat bule profesional yang memimpin perusahaan BUMN agar orang-orang kita belajar serta termotivasi dan berkompetisi dengan adanya orang-orang asing itu,” ujar Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Johan Budi SP pada jamuan santap siang dengan para pemimpin redaksi media massa nasional di Istana Merdeka Jakarta, Selasa (3/1/2017).

Kehadiran bule profesional di perusahaan-perusahaan milik negara, kata Presiden, Indonesia perlu belajar dari kemajuan perusahaan-perusahaan milik negara di Uni Emirat Arab (UEA). Pasalnya, perusahaan-perusahaan BUMN di negara itu pada awalnya dipimpin oleh orang-orang Eropa, karena fakta menunjukkan orang-orang kulit putih itu sudah lama memahami dan menguasai dunia bisnis secara modern.

Sejak 1975, secara bertahap CEO perusahaan-perusahaan itu dipegang oleh orang-orang UEA yang belajar dari orang-orang asing tersebut atau yang telah belajar di luar negeri, sehingga kemudian perusahaan-perusahaan milik negara mengalami kemajuan pesat.

“Saya mendapatkan penjelasan ini secara langsung dari Syeikh Muhammad di Uni Emirat Arab beberapa waktu lalu,” tandasnya.

Pola yang sama juga diterapkan di Singapura, bahkan sekolah-sekolah di negara itu pada awalnya dipimpin oleh orang-orang asing, sejak dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi.

“Intinya, bisa saja orang-orang bule untuk sementara memimpin dan mengelola beberapa perusahaan BUMN agar perusahaan-perusahan itu mengalami kemajuan secara pesat, tapi kepemilikannya tetap. Perusahaan-perusahaan BUMN harus tetap milik negara,” katanya.

Tetapi Jokowi memuji kemajuan yang dicapai oleh perusahaan-perusahaan BUMN secara umum serta mendukung terwujudnya beberapa penggabungan usaha (holding) BUMN, sebab holding menjadi kunci untuk menjadikan BUMN lebih kuat dan lincah.

Juga, Presiden dalam pertemuan dengan para pemimpin redaksi media massa nasional menjelaskan upaya-upaya pemerintah pada 2017 bagi tercapainya pemerataan ekonomi, terutama melalui redistribusi aset dan kredit untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Selain itu, Presiden menyatakan prihatin dengan berkembangnya isu-isu yang tidak jelas melalui media sosial, termasuk adanya buku “Jokowi Undercover” yang berisi fitnah dan tidak berdasarkan fakta sama sekali.

Patut disayangkan adanya media-media “mainstream” yang juga turut menyiarkan isu tidak jelas setelah isu dimaksud menjadi “tranding topic”.[Mus]

Related Articles

Back to top button