POLITICS

Hina Nabi Muhammad SAW, PP Muhammadiyah: Macron Harus Minta Maaf

Indonesiaplus.id – Presiden Prancis Emmanuel Macron yang mendukung publikasi karikatur Nabi Muhammad SAW untuk meminta maaf kepada umat Islam.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anwar Abbas bahwa umat Islam akan memberikan maaf jika Presiden Prancis itu memintanya, sebab umat Islam adalah umat yang pemaaf dan cinta damai.

“Kami imbau Macron mencabut ucapannya dan meminta maaf pada umat Islam. Kami yakin dan percaya bila Macron mau mencabut ucapannya dan minta maaf maka umat Islam akan memaafkannya dan umat Islam itu cinta damai,” ucap Anwar dalam keterangan tertulisnya, Jumat (30/10/2020).

Penjelasan Macron soal menjunjung tinggi kebebasan berekspresi dan sekularisme, sehingga karikatur tersebut dibiarkan, tidak bisa diterima. Anwar meniali kebebasan berekspresi ala Macron telah mengganggu hal-hak orang Islam.

Kebebasan berekspresi tidak bisa dibiarkan sebebas-bebasnya, harus ada nilai norma, etika, akhlak, dan adab sehingga tidak menimbulkan pertentangan dengan sesama manusia.

PP Muhammadiyah menilai bahwa kebebasan berekspresi itu menurut harus ada pantasnya, harus ada bingkai norma dan etikanya, serta akhlak dan adab. “Kalau kebebasan berekspresi itu dibiarkan maka hak-hak orang lain akan terganggu,” tandas Anwar.

Umat Islam memiliki hak untuk hidup tenang di bumi ini dengan menganut ajaran agama dan keyakinannya. Tidak boleh ada orang lain yang menghina dan merendahkan keyakinan umat Islam.

“Seandainya ada orang yang menghina dan merendahkan apalagi merendahkan Nabi besar Muhammad SAW seperti yang tercermin dalam sikap dan perkataan Emmanuel Macron tidak mustahil akan menyulut api permusuhan. Tentunya kita tidak menginginkan itu terjadi,” ungkap Anwar.

Kecaman terhadap Emmanuel Macron tidak hanya dilayangkan oleh PP Muhammadiyah. Kecaman serupa disampaikan beberapa negara dengan mayoritas umat Islam seperti Turki dan Mesir.

Macron dinilai menyudutkan umat Islam serta membiarkan publikasi karikatur Nabi Muhammad SAW dalam majalah satire Charlie Hebdo.

Bahkan, Macron menyatakan pemerintahannya akan tetap melanjutkan dan menghormati segala perbedaan di dalam perdamaian.

Macron menyatakan tidak akan membiarkan ujaran kebencian dan tetap mempertahankan budaya debat untuk mempertahankan pendapat.[mus]

Related Articles

Back to top button