NATIONAL

Dirjen: Pancasila Tidak Lahir Secara Tiba-Tiba Melainkan Ada Proses

Kamis, 1 Juni 2017

Indonesiaplus.id – Peringatan Hari lahir Pancasila menjadi momentum untuk membuka fakta ke hadapan masyarakat, bahwa Pancasila tidak lahir dengan tiba-tiba melainkan ada prosesnya.

“Kita ingin agar masyarakat tahu bahwa kelahiran Pancasila itu ada prosesnya dan tidak datang dengan tiba-tiba, ” ujar Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Kompleks Kemdikbud, Senayan, Jakarta, Kamis (1/6/2017).

Masyarakat, kata Hilmar, bisa melihat langsung arsip kelahiran Pancasila yang dipamerkan di Museum Nasional. Tujuan pameran adalah untuk memberi informasi yang cukup terkait sejarah lahirnya Pancasila.

“Dengan digelarnya pameran arsip Pancasila tersebut, agar masyarakat mengetahui secara menyeluruh dan mendapat perspektif yang berbeda, ” katanya.

Tak hanya arsip terkait proses kelahiran Pancasila, namun sejumlah arsip langka pun akan dipamerkan yaitu Kitab Sutasoma karya Empu Tantular, notulen isi arsip sidang lahirnya Pancasila dan Dokuritzu Zyumbi Tyoosakai.

Juga, dokumen sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), teks pidato Sukarno tentang Pancasila, penyusunan konsep pembukaan UUD 1945, serta suasana persidangan panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

“Tahun ini pameran arsip Pancasila baru bisa dilaksanakan,sebab Keputusan Presiden tentang Lahirnya Pancasila baru diteken dua tahun lalu, ” ucapnya.

Untuk menyosialisasikan Pancasila, maka Pemerintah berencana melakukan pameran keliling lengkap dengan replika dan membawa sejumlah file untuk dipamerkan.

“Nanti akan kita bikin replikanya yang dilengkapi dengan file, sehingga bisa dibawa sebagai paket dalam pameran keliling tersebut,” tandasnya.

Sementera itu, Direktur Sejarah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Triana Wulandari mengatakan, mulai 2 Juni hingga 15 Juni 2017 masyarakat bisa melihat arsip kelahiran Pancasila di Museum Nasional.

“Arsip lahirnya Pancasila yang ditampilkan ini merupakan kali pertama dipamerkan ke hadapan masyarakat semenjak Indonesia berdiri, ” katanya.

Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggagas pameran ini bersama Perpustakaan Nasional dan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).

Selama pameran akan dipublikasikan 54 panel dari 60 item arsip yang tersedia. Juga, akan diputarkan film Panjta-Sila: Cita-cita dan Realita karya Tio Pakusadewo.

“Pada hari pertama pameran digelar, Tio Pakusadewo akan membacakan pidato Bung Karno saat rapat BPUPKI 1 Juni 1945, ” terangnya.[Sap]

Related Articles

Back to top button