BMKG Kotim: Kualitas Udara di Kota Sampit Terus Memburuk

Indonesiaplus.id – Kualitas udara di pusat kota Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah kembali masuk kategori berbahaya, sebagai dampak pekatnya asap dan debu kebakaran lahan.
Sehingga, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kualitas udara. “Kami minta masyarakat menggunakan masker dan menghindari aktivitas di luar ruangan, karena asap kembali pekat,” ucap Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur, dr Faisal Novendra Cahyanto di Sampit, Kamis (12/9/2019).
Hingga pukul 12.45 WIB, data BMKG Kotawaringin Timur menyatakan, bahwa kualitas udara Sampit masuk kategori berbahaya dengan kadar indeks standar pencemaran udara 384,11 mikrogram per meter kubik. Pantauan di lapangan, Kamis pagi, asap tidak terlalu pekat, namun sekitar pukul 07.00 WIB asap makin pekat.
Di kawasan Utara, kata Faisal tidak terpantau adanya asap kebakaran hutan dan lahan. Namun potensi ISPA di kawasan ini bisa dipicu oleh debu jalan lantaran masih banyak jalan tanah sehingga saat kering seperti saat ini menjadi berdebu.
Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur menyebutkan, bahwa jumlah kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)Agustus lalu sebanyak 3.625 kasus dengan sebaran terbanyak di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dan Baamang.
Sedangkan di dua kecamatan ini memang banyak terdapat kebakaran lahan. Jumlah kasus ISPA pada Agustus dan September 2019 masih didata dan segera disampaikan.
Diperkirakan jumlahnya terus meningkat lantaran kebakaran lahan kembali marak, sehingga menimbulkan asap, khususnya di kawasan kota Sampit. Faisal mempersilakan masyarakat yang membutuhkan masker untuk minta ke puskesmas terdekat.
Petugas gabungan berjibaku untuk memadamkan kebakaran lahan di sejumlah lokasi. Mereka cukup kewalahan lantaran makin banyak kebakaran lahan terjadi dekat permukiman sehingga harus segera dipadamkan.[sap]