NATIONAL

Beredar Kabar Semeru Meningkat, BPBD Lumajang: Warga Tetap Tenang dan Waspada

Indonesiaplus.id – Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang Wawan Hadi Siswoyo menanggapi terkait pemberitaan tentang aktivitas Gunung Semeru yang meningkat hingga meluncurkan lava pijar dari Kawah Jonggring Saloko selama dua hari dan meminta masyarakat tetap tenang dan tidak panik terkait

“Masyarakat Lumajang agar tetap tenang, tidak usah panik dan resah karena sesuai laporan, aktivitas gunung api dari Pos Pantau Gunung Sawur menyebutkan Gunung Semeru tidak meletus, karena saat ini masih dalam status Waspada Level II,” ujar Wawan, Senin(30/11/2020.

Hasil pendeteksian alat seismograf (perangkat yang mengukur dan mencatat gempa bumi) di Pos Pantau Gunung Sawur menyebutkan memang terjadi gempa tremor harmonik, letusan, hingga guguran lava pijar di puncak Gunung Semeru sejak Jumat, 27 November 2020.

“Tidak meletus Gunung Semeru tetapi terjadi letusan mulai Jumat 27 November 2020 dan memang mengeluarkan lava pijar yang mengarah ke areal Curah Kobokan sebanyak 13 kali dengan jarak luncur dari lidah lava/puncak sekitar 500-1.000 meter,” ungkap Wawan.

Pada luncuran lava pijar tersebut, masih jauh dari permukiman, hutan maupun area KRB (Kawasan Rawan Bencana) I, II dan III di Gunung Semeru, tetapi warga diimbau untuk tetap waspada.

“Kami imbau masyarakat tidak melakukan aktivitas di radius 1 km dan wilayah sejauh 4 km di sektor lereng selatan-tenggara kawah aktif merupakan wilayah bukaan kawah aktif Gunung Semeru sebagai alur luncuran awan panas,” umbaunya.

Masyarakat diimbau mewaspadai gugurnya kubah lava pijar di Kawah Jongring Seloko, sehingga BPBD Lumajang terus berkoordinasi dengan pihak perhutani dan TNBTS. Jal ini karena dikhawatirkan nanti luncuran lava pijarnya itu akan semakin panjang.

“Dengan luncuran lava pijar itu dapat menyebabkan adanya kebakaran lahan dan hutan yang ada di lereng Gunung Semeru seperti beberapa tahun lalu,” katanya.

BPBD Kabupaten Lumajang terus berkoordinasi secara intens dengan pihak Perhutani dan TNBTS, dengan saling memberikan informasi melalui jaring komunikasi untuk melaporkan setiap saat perkembangan hutan maupun aktivitas Gunung Semeru.

Untuk pendakian ke Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl ditutup sementara sejak 30 November 2020 karena aktivitas gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur tersebut mengalami peningkatan.

Kebijakan penutupan jalur pendakian gunung tertinggi di Pulau Jawa dikeluarkan oleh Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TN-BTS) telah mengeluarkan Surat Pengumunan Nomor : PG.10/T.B/BIDTEK.1/KSA/11/2020 tentang Penutupan Sementara Kegiatan Pendakian Gunung Semeru.[sap]

Related Articles

Back to top button