Bangun Sinergitas 1 Tagana Dengan 5 Sahabat Tagana
Senin, 5 Desember 2016
Indonesiaplus.id – Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, dalam penanganan bencana alam maupun sosial dibutuhkan sinergitas. Salah satunya, dengan mengembangkan sahabat Taruna Siaga Bencana (Tagana).
“Sinegitas pertama, yang pernah saya datangi dari pengembangan sahabat Tagana dengan mendeklarasikan sahabat tagana pada Hari Kemanusiaan sedunia 18 Desember di Tagana Training Center Sentul, Bogor, Jawa Barat, ” ujar Mensos pada peresmian Monumen Tagana di Museum Merapi, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (4/12/2016).
Pada saat itu, kata Mensos, dideklarasikan untuk menyiapkan sahabat Tagana yang diharapkan satu orang sahabat Tagana akan memperluas dengan paling tidak 5 orang Sahabat Tagana.
“Hari ini, kami diberikan support luar biasa untuk DIY, pertama ada Pramuka Siaga Bencana (Pragana). Ini sesuatu yang sangat inspiratif dan mudah-mudahan akan kami follow up dengan tingkat Kwartir Nasional (Kwarnas) agar bisa diikuti daerah-daerah lain untuk menyiapkan Pragana, ” ucapnya.
Kedua, Radio Antar Penduduk Indonesia (Rapi) yang sangat penting untuk membangun komunikasi dan kecepatan informasi. Sinergitas diwujudkan antara Tagana dengan Rapi, berupa Rapi Siaga Bencana (Rapisgana).
Ketiga, pada 3 Desember kemarin, saat memperingati Hari Disabilitas Internasional (HDI), penyandang disabilitas turut bersinergi dengan Tagana, berupa Difabel Siaga Bencana (Difagana).
“Hadir 100 Difagana, 500 Rapisgana, 150 Pragana dan 2.140 Mahasiswa Siaga Bencana (Mapagana) mudah-mudahan jadi inspirasi bagi penguatan Tagana bersinergi dengan elemen-elemen lain untuk penyiapan saat terjadi bencana alam dan sosial, ” tandasnya.
Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebanyak 323 kabupaten/kota di seluruh Indonesia memiliki tingkat kerawanan yang cukup tinggi dengan kemungkinaan terjadi bencana alam.
“BNPB telah merilis 323 kabupaten/kota di seluruh Indonesia yang memiliki tingkat kerawanan cukup tinggi dengan kemungkinan terjadi bencana alam, ” tandasnya.
Sesuai Peraturan Menteri Sosial (Permensos), ada Bantuan Santunan Kematian (BSK) Rp 15 juta. Namun hal itu, mesti dipahami sebagai sapaan bagi mereka yang telah berjuang memberikan pelayanan bagi masyarakat.
“Sesuai Permensos ada BSK Rp 15 juta diberikan bagi 5 pahlawan saat peresmian patung, ketika melayani masyarakat pada saat terjadi musibah gunung merapi, ” katanya.
Kehadiran patung 5 pahlawan Tagana disinergikan dengan museum. Sehingga paling tidak siapa saja yang hadir bisa menyaksikan perjuangan saat pelayanan kemanusiaan oleh elemen-elemen masyarakat.
“Ya, paling tidak setiap pengunjung bisa menyaksikan bahwa ada perjuangan saat layanan kemunsian dilakukan oleh elemen-elemen masyarakat, yang salah satunya dilakukan Tagana yang gugur saat menjalankan tugas kemanusiaan tersebut, ” pungkasnya.[Hmd]