Tingkatkan Skill Tagana di Level Advanced Penanganan Bencana
Senin, 5 Desember 2016
Indonesiaplus.id – Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengajak, berbagai kalangan untuk memupuk kepedulan sosial dan semangat kerelawanan, yaitu peran public private partnership dengan mensinergikan antara pemerintah dan masyarakat.
“Public private partnership di seluruh dunia mensogyakan adanya peran pemerintah dan non pemerintah. Terutama, adanya relawan meskipun kita memiliki Hari Gotong Royong dan HKSN 20 Desember, ” ujar Mensos di acara International Volunteer Day, di titik nol Kota Yogyakarta, Minggu (4/12/2016).
Untuk membangun, kata Mensos, komitmen kebersamaan relawan Indonesia dan partnership di antara negara-negara di dunia. Penting bagi Indonesia menjadi bagian dari International Volunteer Day.
“Saya kira, International Volunteer Day menjadi bagian penting bagi kerelawanan, keikhlasan, saling tolong menolong, saling membantu, dan kepedulian sosial, dengan menggelar event-event yang bisa menjadi pengingat sebagai bagian dari bangsa-bangsa di dunia, ” ucapnya.
Pada 2006 atau 2010 pasca terjadi bencana, maka dimulai proses dari rehabilitasi maupun rekonstruksi yang terglong tercepat di dunia. Sekaligus, proses psikososial terapi yang memang tidak mudah, biasanya rehabilitasi dan rekonstruksi bisa berjalan tapi tidak dengan dengan psikososial.
“Kami di sini menemukan sebuah proses yang luar biasa. Di mana, proses rehabilitasi, rekonstruski dan psikososial terapi masyarakat yang terdampak bisa seiring dan ini merupakan yang tercepat di dunia, ” katanya.
Tentu saja, best practise seperti ini karena ada kebersamaan, kegotongroyongan dan tingkat masyarakat dengan kepedulian sosial yang sudah tumbuh sangat baik dalam semangat kerelawanan dan kepedulian sosial.
“Kami besyukur pada Gubernur yang berkenan sebagai tuan rumah dan mendiklare DI Yogyakarta sebagai kota relawan. Mudah mudahan akan menjadi referensi kota-kota lain dalam semangat kepeduian dan kerelawanan sosial bagi bangunan masyarakat, ” tandasnya.
Ke depan, para relawan dari Tagana akan diberikan pelatihan keterampilan atau skill dengan lebih spesifk yang disesuaikan tingkat kerawanan di daerah masing-masing dari tingkat madya ke tingkat advanced. Saat ini, sudah ada beberapa angkatan baru yang ditraining di Tagana Training Center dengan kapasitas 125 orang per angkatan.
“Tagana akan ditingkatkan skillnya lebih spesifik, sehingga tidak hanya ada tambahan dari sisi kuantitas tetapi lebih pada kualitas, termasuk mengembangkan sahabat Tagana. Hari ini, ada 1500 sahabat Tagana sebagai bagian dari bangunan kepedulian dan kerelawanan sosial, ” tegasnya.
Juga, pentingnya menyampaikan Standard Operating Procedure (SOP) pada tingkat kerawanan kebencanaan di titik tertentu, misalnya, gunung merapi, banjir, dan tanah longsor yang memang membutuhkan spesifikasi dan skill khusus.
“Tagana sudah harus dibekali skill yang spesifik, dan mudah-mudah dalam waktu dekat Tagana akan meneken nota kesepahaman atau MoU dengan Gubernur DI Yogyakarta, ” pungkasnya.[Hmd]