Din Syamsudin: Dunia Sedang Menghadapi Gangguan Besar
Kamis, 23 Februari 2017
Indonesiaplus.id – Saat ini, dunia sedang dihadapkan pada situasi yang disebut sebagai Great Disruption atau gangguan besar.
“Dunia menghadapi gangguan besar, terutama adanya berbagai kerusakan yang bersifat akumulatif dalam kehidupan, baik berupa kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, ketidakadilan, kesenjangan, sampai kekerasan dalam segala bentuknya, termasuk kegoncangan kultural tsunami atau banjir budaya,” ujar Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2005-2015, Din Syamsudin ketika menjadi pembicara kunci dalam Seminar Pra-Tanwir Muhammadiyah di Auditorium BAU Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rabu (22/2/2017.
Perang ideologi mendorong pada perang budaya merupakan situasi yang niscaya terjadi, termasuk dalam internal sebuah agama, terutama terkait dengan perbedaan pemahaman tentang adanya ajaran-ajaran beragama yang melahirkan madzab-madzab maupun aliran-aliran yang berbeda.
Karena kitab suci termasuk Alquran, memiliki watak ambivalen, yakni ayat-ayatnya dapat ditafsirkan. Ada ayat-ayat yang cenderung ditafsirkan dalam konteks yang positif, dan juga ada ayat-ayat yang cenderung dipahami secara negatif.
“Muhammadiyah sebagai organisasi masyarakat Islam yang mendeklarasikan diri sebagai gerakan wasathiyah, diharapkan mampu memberikan solusi lewat jalan moderat atau konstitusional, bukan jalan yang ditempuh oleh gerakan ekstrimis Islam. Menjadi penting memperteguh watak gerakan Islam moderat Muhammadiyah di tengah pergulatan berbagi ideologi dunia, ” katanya.
Tanwir merupakan lembaga musyawarah tertinggi Persyarikatan Muhammadiyah setelah Muktamar akan mengangkat tema “Kedaulatan dan Keadilan Sosial Menuju Indonesia Berkemajuan”. Terkait pelaksanaan sidang Tanwir Muhammadiyah agar warga Muhammadiyah tetap pada pengembalian pemahaman Islam moderat yang selama ini sudah baik.
Seminar digelar untuk menyambut Tanwir Muhammadiyah di Ambon pada 24-26 Februari 2017 dengan menghadirkan pembicara, antara lain Prof Syafiq A Mughni dipanel dengan Prof Dr Masdar Hilmy yang membahas materi “Peneguhan Identitas Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam Moderat”.[Mor]