Keseringan Nonton TV, Anak Berisiko Kena Diabetes Tipe Dua
Rabu, 15 Maret 2017
Indonesiaplus.id – Sebuah studi teranyar di Inggris menyebutkan, bahwa menghabiskan waktu lebih dari tiga jam menonton televisi, komputer atau bermain sekedar video gim bisa memperbesar risiko anak terkena diabetes tipe dua.
Bahkan, studi yang dipublikasikan dalam jurnal Archieves of Disease in Childhood itu juga menunjukkan risiko ini juga mengintai orang dewasa yang melakukan hal serupa.
Kesimpulan dari peneliti didapatkan setelah menganalisis data dari hampir 4.500 anak-anak di Inggris berusia 9-10 tahun pada 2004-2007. Mereka menemukan kebanyakan anak-anak menghabiskan lebih dari tiga jam terpaku pada layar.
Bagi anak-anak berpeluang 11 persen lebih tinggi mengalami kondisi yang disebut resistensi insulin ketimbang anak-anak yang hanya duduk menonton layar kurang dari sejam per hari. Resistensi insulin kondisi otot, lemak, dan sel-sel hati tidak merespon dengan baik terhadap insulin (hormon yang mengontrol kadar gula dalam darah), merupakan faktor risiko diabetes tipe 2.
Selain itu, mereka terlalu banyak menonton juga memiliki jumlah lipatan kulit dan massa lemak lebih banyak indikator total lemak tubuh dan leptin, yang merupakan hormon yang bertanggung jawab untuk nafsu makan. “Terlalu banyak menonton berbahaya bagi kesehatan,” ujar peneliti dari Children’s Hospital of Eastern Ontario Research Institute, Mark Tremblay.
Sementara di Amerika sendiri, data pada 2015 menunjukkan, anak-anak dan remaja berusia 13-18 tahun menghabiskan rata-rata sekitar sembilan jam, duduk menonton televisi, bermain smartphone, komputer, per harinya. Mereka yang berusia 8- 12 tahun, rata-rata duduk sekitar enam jam menatap layar.
Sejumlah studi lain sebelumnya menemukan, bahwa semakin banyak yang kita habiskan duduk menonton berhubungan dengan meningkatnya indeks massa tubuh, terutama pada mereka yang berusia 9-16 tahun. Pada orang dewasa, kebiasaan tak sehat itu bahkan meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2.
Namun, berbagai studi tersebut memiliki beberapa keterbatasan yakni sebatas menunjukkan suatu hubungan, bukan hubungan kausalitas langsung antara waktu menonton dan diabetes. Sebab, data yang peneliti kumpulkan dilakukan pada 2004 dan 2007, maka tidak menyertakan kebiasaan anak-anak menghabiskan waktu memainkan smartphone atau tablet.
Temuan studi tersebut, menguatkan temuan sebelumnya terkait menghabiskan banyak waktu terpaku pada layar bukan merupakan menjadi kebiasaan sehat, terutama untuk anak-anak.[Mas]