GLOBAL

Diperlakukan Tak Adil, Pejuang Minoritas Bakal Terus Melawan

Sabtu, 1 April 2017

Indonesiaplus.id – Perjuangan kelompok minoritas etnis Rohingnya akan terus dilanjutkan, meskipun sudah ribuan orang tewas.

Hal itu disampaikan pemimpin pejuang etnis Rohingya, Atta Ullah, bahwa pihaknya memastikan kelompoknya terus akan melawan aparat keamanan Myanmar.

“Hanya ada satu hal yang bisa membuat mereka berhenti, yaitu ketika pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi memastikan akan melakukan perlindungan maksimal terhadap etnis minoritas ini, ” ujar Ullah, seperti dikutip dari Asia Correspondent, Kamis (1/4/2017).

Menurutnya, perjuangan tidak terkait kelompok radikal mana pun dunia. Mereka angkat senjata untuk melindungi haknya yang telah dirampas. “Jika kami tidak mendapat hak kami, jika satu atau 1,5 juta warga harus mati, kami akan mati. Kami akan mengambil hak kami, kami akan melawan pemerintah militer yang kejam itu,” katnya.

Hingga kini, kata Ullah, walau pemerintah sudah berganti, etnisnya terus mendapatkan perlakuan keji. Tidak cuma pembersihan etnis. Myanmar menolak memberikan kewarganegaraan termasuk pula pemberian akses kesehatan bagi warga Rohingya.

“Pada 2012, banyak yang kejadian mereka membunuh kami. Sejak saat itu, kami mengerti mereka tidak akan pernah memberikan hak kami,” tandasnya.

Saat ini, Atta Ullah disebut-sebut sebagai pemimpin kelompok pejuang Rohingya, Harakah al-Yaqin. Diduga grup ini dibentuk oleh warga Rohingya yang tinggal di Arab Saudi.

Sosok Ullah sempat muncul dalam video yang menyatakan bahwa kelompok pemberontak Rohingya bertanggungjawab atas serangan ke pos polisi pada 9 Oktober 2016 lalu.

Dalam satu kesempatan, Ullah menyebut perilaku buruk pemerintah Myanmar telah menanamkan kebencian besar di dalam hati warga Rohingya. Karenanya, saat ia baru kembali dari Bangladesh dan Arab Saudi, ratusan orang memilih bergabung dengan kelompoknya.

“Kami tidak bisa menyalakan cahaya pada malam hari, kami juga tidak bisa pindah dari satu tempat ke tempat lain pada siang hari. Tempat pemeriksaan ada di mana-mana, ini bukan cara manusia untuk hidup,” ucapnya.

Melihat pemimpin pejuang Rohingya buka komentar, Pemerintah Myanmar tidak tinggal diam. Juru Bicara Suu Kyi, Zaw Htay mengatakan kelompok Atta Ullah adalah grup teroris.

“Kami mendorong komunitas internasional melihat latar belakang kelompok ini, mereka terkait kelompok teroris di luar negeri,” katanya.[Fat]

 

Related Articles

Back to top button