Rupiah Kembali Perkasa, Tembus Rp15.930 per Dolar AS
Indonesiaplus.id – Nilai tukar rupiah dibuka menguat di posisi Rp15.930 per dolar AS pada Kamis (16/5). Mata uang Garuda ini mengalami penguatan signifikan, naik 98 poin atau 0,61 persen dari perdagangan sebelumnya.
Penguatan ini tidak hanya terjadi pada rupiah. Mata uang di kawasan Asia juga menunjukkan tren positif. Won Korea Selatan tercatat menguat 0,68 persen, peso Filipina naik 0,30 persen, baht Thailand meningkat 0,23 persen, dan ringgit Malaysia menguat 0,46 persen. Dolar Singapura juga mengalami kenaikan 0,10 persen, yen Jepang menguat 0,45 persen, yuan China naik 0,08 persen, dan dolar Hong Kong meningkat 0,05 persen.
Mata uang di negara maju menunjukkan pergerakan yang bervariasi. Poundsterling Inggris menguat tipis 0,01 persen, dan franc Swiss naik 0,23 persen. Namun, dolar Australia melemah 0,17 persen, dan dolar Kanada turun 0,06 persen. Euro Eropa terpantau stabil tanpa perubahan.
Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra, menjelaskan bahwa penguatan rupiah ini terjadi seiring dengan data inflasi indeks harga konsumen (CPI) Amerika Serikat yang melandai pada April 2024. Penurunan inflasi AS membuka peluang bagi The Federal Reserve untuk memangkas suku bunga.
“Dari dalam negeri, neraca perdagangan April yang masih surplus dan pertumbuhan PDB kuartal I yang mencapai di atas 5 persen juga memberikan sentimen positif untuk rupiah,” ujarnya.
Berdasarkan sentimen positif tersebut, Ariston memproyeksikan rupiah akan bergerak di kisaran Rp15.950 hingga Rp16.050 per dolar AS pada hari ini.[yus]
Rupiah Kembali Perkasa, Tembus Rp15.930 per Dolar AS
Indonesiaplus.id – Nilai tukar rupiah dibuka menguat di posisi Rp15.930 per dolar AS pada Kamis (16/5). Mata uang Garuda ini mengalami penguatan signifikan, naik 98 poin atau 0,61 persen dari perdagangan sebelumnya.
Penguatan ini tidak hanya terjadi pada rupiah. Mata uang di kawasan Asia juga menunjukkan tren positif. Won Korea Selatan tercatat menguat 0,68 persen, peso Filipina naik 0,30 persen, baht Thailand meningkat 0,23 persen, dan ringgit Malaysia menguat 0,46 persen. Dolar Singapura juga mengalami kenaikan 0,10 persen, yen Jepang menguat 0,45 persen, yuan China naik 0,08 persen, dan dolar Hong Kong meningkat 0,05 persen.
Mata uang di negara maju menunjukkan pergerakan yang bervariasi. Poundsterling Inggris menguat tipis 0,01 persen, dan franc Swiss naik 0,23 persen. Namun, dolar Australia melemah 0,17 persen, dan dolar Kanada turun 0,06 persen. Euro Eropa terpantau stabil tanpa perubahan.
Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra, menjelaskan bahwa penguatan rupiah ini terjadi seiring dengan data inflasi indeks harga konsumen (CPI) Amerika Serikat yang melandai pada April 2024. Penurunan inflasi AS membuka peluang bagi The Federal Reserve untuk memangkas suku bunga.
“Dari dalam negeri, neraca perdagangan April yang masih surplus dan pertumbuhan PDB kuartal I yang mencapai di atas 5 persen juga memberikan sentimen positif untuk rupiah,” ujarnya.
Berdasarkan sentimen positif tersebut, Ariston memproyeksikan rupiah akan bergerak di kisaran Rp15.950 hingga Rp16.050 per dolar AS pada hari ini.[yus]





