RI Tawarkan Inovasi Kantong Ramah Lingkungan Negara di Afrika
Selasa, 9 Mei 2017
Indonesiaplus.id – Inovasi teknologi biodegradable plastic atau kantong ramah lingkungan, ditawarkan Indonesia kepada negara-negara di kawasan Afrika.
Direktur Jenderal Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Harjanto saat mengunjungi PT Inter Aneka Lestari Kimia dan PT Harapan Interaksi Swadaya di Tangerang, Banten, Senin (8/5/2017).
Permasalahan lingkungan dari sampah plastik tengah dihadapi oleh beberapa negara dan bukan hanya permasalahan Indonesia. Penanganan sampah plastik perlu dilakukan dengan kolaborasi berbagai pihak dan sentuhan teknologi terkini.
“Kementerian Perindustrian dengan United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) sedang menjajaki suatu kerja sama pengembangan biodegradable plastic ini dengan negara-negara Afrika penghasil singkong, yang merupakan salah satu bahan baku biodegradable plastic,” ujarnya.
Selain sebagai aksi Indonesia dalam menangani pencemaran plastik, juga merupakan suatu peluang bagi Indonesia untuk mendapatkan bahan baku biodegradable plastic.
Pada umumnya, negara-negara di Afrika tergolong sebagai Least Developed Countries (LDCs) yang mendapatkan special treatment untuk memasarkan produknya di negara-negara maju (Eropa atau Amerika Serikat).
Berbagai negara di Afrika tersebut, dengan memanfaatkan fasilitas perdagangan seperti Generalized System of Preference (GSP) maupun Special and Different Treatment (SDT).
“Kami berharap produsen biodegradable plastic Indonesia dapat memanfaatkan negara-negara tersebut sebagai basis produksi produk biodegradable plastic, yang kemudian dapat diekspor ke pasar Eropa dan Amerika Serikat,”katanya.
Biodegradable plastic merupakan inovasi baru kantong ramah lingkungan yang diproduksi oleh dua produsen tersebut menggunakan bahan dasar nabati, yaitu singkong. Berdasarkan data Kementerian lingkungan hidup dan Kehutanan produksi sampah plastik Indonesia sekitar 5,4 juta ton per tahun yang merupakan 14 persen dari total timbulan sampah nasional.
Sebagian besar sumber sampah plastik berasal dari botol PET, kemasan flexible, dan kantong belanja plastik. Hingga akhir tahun 2016 lalu Indonesia tercatat sebagai kontributor sampah plastik di laut urutan kedua dan terbesar di dunia.[Sal]