POLITICS

Dua Poros Saling Kunci, Cawapres Bakal Diumumkan di Injury Time

Selasa, 10 Juli 2018

Indonesiaplus.id – Politik saling kunci terjadi antara koalisi poros pemerintah dan poros oposisi. Berkaitan dengan kemunculan calon wakil presiden dari petahana Joko Widodo atau Prabowo Subianto.

Pengamat politik Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago menyatakan bahwa kedua koalisi hampir dipastikan tidak mengeluarkan nama cawapres dalam waktu dekat.

“Kedua koalisi sedang memainkan strategi injury time demi mempertahankan koalisi, terutama koalisi pemerintah. Nama cawapres definitif sudah ada di tangan Joko Widodo maupun Prabowo dan akan muncul di last minute,” ujar Pangi dalam Pembekalan Kader dan Kepemimpinan PDIP di Jakarta, Senin (9/7/2018).

Kondisi tersbut agar tidak ada lagi diskusi dan kompromi di antara parpol. “Kalau dimunculkan sekarang, koalisi bisa terancam karena banyak yang akan menjahili,” katanya.

Kemungkinan munculnya koalisi poros ketiga sangat kecil. Sebab, masing-masing parpol di poros tersebut egois dan cenderung saling memaksakan kehendak. Namun yang paling menentukan tidak ada titik temu dalam deal-deal politik.

“Pilpres 2019 parpol butuh figur untuk dijual. Nah, di situ peran coat-tail effect yang mengandalkan sosok ketua umum untuk mendulang suara. Poros ketiga sulit terbentuk karena faktor ini,” tandasnya.

Wasekjen PAN Faldo Maldini berpandangan sama bahwa peluang munculnya poros ketiga sangat sulit.

Posisi PAN sudah sangat jelas menginginkan pemimpin baru, meskipun wacana internal mengusung capres sendiri, bukan cawapres untuk Joko Widodo maupun Prabowo. “Kita tetap berniat menentukan capres saat rakernas dalam waktu dekat,” katanya.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengaku, sejumlah nama cawapres sudah dikantongi Joko Widodo dan akan diumumkan pada waktu yang tepat. Ruang lingkup Joko Widodo dan Megawati bersama para ketua umum parpol lainnya menentukan nama definitif.

“Pengumuman dalam cuaca yang cerah, secerah ketika matahari terbit dari timur. Suasana cerah, suasana yang membangun harapan, bukan ketika matahari tenggelam,” tandasnya.

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mengatakan, tak akan berhenti melakukan pendekatan dengan parpol yang akan mengusung Joko Widodo. Dengan terus melakukan pendekatan ke Golkar, Nasdem, PPP, dan PDIP, dia percaya diri bakal terpilih pendamping Joko Widodo.

“Siapa yang akan mendukung elektoral Pak Joko Widodo, itu yang akan dipilih. PKB dan saya memiliki posisi tawar tersebut,” klaim Cak Imin.

Pengamat politik Universitas Andalas, Asrinaldi menilai ada beberapa hal yang menjadi ukuran parpol dalam menentukan sosok cawapres.

Pertama personal branding yang disiapkan sedemikian rupa mendampingi, baik Joko Widodo maupun Prabowo.

“Ini akan membantu elektabilitas Prabowo maupun Joko Widodo. Makanya, pengumumannya harus ekstra hati-hati,” ucapnya.

Kedua, isu yang dimainkan parpol, termasuk sentimen agama. Ketiga, bagaimana membaca tren pelaku pemilih, misalnya mempersiapkan strategi matang untuk meraih suara pemilih muda atau kaum milenial.

Sejatinya, koalisi dan peta politik menuju Pileg dan Pilpres masih sangat cair, meskipun media cenderung menyebut pertarungan dua kubu, Prabowo maupun Joko Widodo. Asrinaldi menyebut Prabowo bisa saja memberikan tiket capres ke orang lain atau muncul keajaiban poros ketiga di detik-detik akhir.

Komunikasi antarparpol sejauh ini telah memunculkan sejumlah nama cawapres. Gubernur NTB Tuan Guru Bajang disebut karena mengeluarkan pernyataan politik mendukung petahana.

Selain ketua umum parpol, nama yang muncul di antaranya pengusaha Chairul Tanjung, akademisi dan Ketua ICMI Jimly Asshiddiqie, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, mantan Ketua MK Mahfud MD hingga Gubernur DKI Anies Baswedan.[Mus]

Related Articles

Back to top button