Mensos: Dari 55 Orang Dideportasi Itu, Ada Nama Triyono
Minggu, 29 Januari 2017
Indonesiaplus.id – Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, penanganan bagi orang-orang yang dideportasi dari luar negeri ke shelter bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri dan Polri.
“Kami mendapatkan kiriman dari Densus 88 Polri, bahkan saat ini sudah masuk pada gelombang ketiga, ” ujar Mensos usai menghadiri Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Jakarta Timur, Minggu (29/1/2017).
Sebelumnya, kata Mensos, staf Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Bali dan Kapolda Bali menginformasikan bahwa ada sebagian orang – orang yang dideportasi akan mendarat di Bali.
“Saya mendapat informasi dari staf Kemlu dan Kapola Bali, dari mereka yang dideportasi itu ada sebagian akan mendarat di Bali, lalu akan dibawa ke shelter milik Kementerian Sosial (Kemensos), ” ucapnya.
Hari ini, setidaknya ada 55 orang yang akan dikirimkan ke Kemensos dan masih bisa terus bertambah. Berdasarkan informasi dari jumlah 55 orang itu, terdiri dari 25 dewasa dan 27 anak-anak.
“Riwayat pendidikan mereka termasuk cukup terdidik, ada yang lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi, Universitas Brawijaya Malang, bahkan ada gelar masternya dari luar negeri, Australia, ” katanya.
Dari 55 orang itu, termasuk atas nama Triyono, ia pernah bekerja di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan terkonfirmasi mundur dari Pegawai Negeri Sipil (PNS), saat ini sudah ada SK terkait pengunduran dirinya.
“Perjalanan pak Triyono bermula saat ia berangkat haji dan setelah itu tidak kembali. Hasil konfirmasi dari tim shelter di Kemensos, ketika ia mau pulang ke Jogja rumahnya sudah dijual, sehingga kemungkinan pulang ke rumah istrinya yang berada di Sukabumi, ” tandasnya.
Kemensos pada posisi memberikan pelayanan di shelter, karena kebetulan lebih banyak anak-anak daripada orang dewasa, yang memungkinkan untuk memberikan ruang agar bisa dilakukan layanan terapi psikosisal.
“Bagi anak-anak bisa diberikan trauma healing atau trauma konseling. Di shelter kami siap melakanakan tugas dari kiriman Kemlu maupun Polri karena shelternya memungkinkan melaksanakan tugas tersebut, ” katanya.
Nanti, setelah ada konfirmasi dari Polri dan jika mereka siap untuk dipulangkan ke daerah asal, maka Kemensos akan berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten setempat.
“Berdasarkan pengalaman kami, ketika mereka akan dipulangkan kami akan berkoordinasi dengan bupati/walikota daerah asal mereka. Kami pastikan masih ada proses yang akan ditindaklanjuti, jadi kami pada posisi penyapaan di shelter bagaimana anak-anak bisa mendapatkan proses tumbuh-kembang yang baik hingga mereka siap dipulangkan, ” pungkasnya.[Hmd]