Kemenag Gandeng BAZNAS Gulirkan Program Recovery
Kamis, 22 Desember 2016
Indonesiaplus.id – Program recovery digulirkan Kementerian Agama (Kemenag) dengan menggandeng BAZNAS untuk membantu korban gempa bumi 6,4 skala richter, pada 7 Desember lalu, di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).
Disalurkan Rp 1 miliar dari dana zakat yang setiap bulan dikumpulkan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kemenag, melalui Unit Pengumpul Zakat (UPZ) setempat. Program recovery akan dipusatkan di Desa Lhok Pu’uk, Kecamatan Panteraja, Kabupaten Pidie Jaya, karena kondisi yang porak-poranda.
Dana Rp 1 miliar tersebut, akan digunakan untuk membangun berbagai fasilitas, yaitu 30 unit Rumah Tumbuh (RUTUM), meunasah (mushola), serta pasar darurat. Juga, tim BAZNAS menjadikan lokasi yang sama untuk pengembangan microfinance (modal usaha), pengembangan pertanian dan peternakan.
Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, didampingi oleh Wakil Ketua BAZNAS, Dr. Zainulbahar Noor dan para pejabat di lingkungan Provinsi NAD, secara resmi meletakkan batu pertama pembangunan meunasah sebagai sarana bagi warga yang masih tinggal di hunian sementara (huntara) yang dibangun BAZNAS.
“Jadi mohon doa restunya, karena hari ini kami akan membangun meunasah bagi warga di Desa Look Pu’uk yang hancur akibat gempa. Semoga bisa mendekatkan kembali kita semua kepada Allah SWT serta menguatkan ukhuwah islamiyah,” ucap Menag.
Tak hanya meresmikan peletakan batu pertama pembangunan meunasah, Lukman juga memberikan motivasi kepada warga korban gempa agar memahami setiap kesedihan pasti diikuti kegembiraan dan Allah selalu memberikan hikmah dalam setiap kejadian.
Sementara itu, Wakil Ketua BAZNAS, Zainulbahar mengatakan, sejak hari pertama terjadi gempa, tim BAZNAS sudah bertolak ke Aceh untuk memberikan pelayanan medis dan membuka posko bantuan.
“Dari dana zakat, infak dan sedekah yang diamanahkan masyarakat kepada BAZNAS, kemudian diwujudkan dalam bentuk pelayanan dapur umum, masjid sementara dan hunian sementara, sehingga warga bisa mendapatkan tempat yang lebih layak daripada tenda pengungsian. Terlebih bagi perempuan dan anak-anak,” tandasnya.[Sap]