Haedar Minta Negara Tak Boleh Diskriminasi Bagi Mayoritas
Jumat, 18 November 2016
Indonesiaplus.id – Puncak resepsi Milad ke-104 Muhammadiyah digelar dengan mengusung tema ‘Membangun Karakter Indonesia Berkemajuan’ yang dihadiri ribuan warga Muhammadiyah.
Pada kesempatan itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, meminta agar negara tidak diskriminatif terhadap mayoritas dan adil terhadap minoritas.
“Bangsa Indonesia yang mayoritas muslim harus dibangun di atas pribadi-pribadi yang berkarakter. Seperti memegang prinsip kebenaran, berbuat kebaikan dan menepati batas-batas kepantasan dalam berinteraksi dengan sesama dan lingkunganya, ” ujar Haedar di sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta, Kamis(17/11/2016) malam.
Negara harus memperhitungkan kekuatan terbesar di Indonesia untuk diajak bersama membangun bangsa dan negara. Tujuannya agar menjadi bangsa dan negara sebagai bangsa yang maju, adil, makmur, bermartabat dan berdaulat.
“Negara tidak boleh diskriminasi terhadap kekuatan mayoritas, tetapi pada saat yang sama juga berlaku adil kepada minoritas,” tandasnya.
Kekuatan Muhammadiyah yang moderat, tetapi kuat dalam prinsip dan punya kekuatan modal pergerakan yang strategis, Insya Allah bangsa ini akan menjadi bangsa yang maju bermartabat dan berahklak mulia.
“Indonesia jangan sampai menjadi bangsa yang saling menghujat, berkata kotor, saling menyesatkan dan kemudian hanya akan terpuruk satu sama lain. Bangsa Indonesia menurutnya harus dibangun menjadi bangsa yang religius, mandiri, solider dan dalam kebersamaan, ” ucapnya.
Selain Milad, juga diselenggarakan pemberian penghargaan bagi peraih Muhammadiyah Award karya kreatif sekolah, di antaranya diberikan kepada Guru Muhammadiyah dari daerah terpencil yakni Umar Sangaji dari kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara.
Ke depan, tantangan Muhammadiyah terus berkontribusi bagi bangsa dengan menjadikan Muhammadiyah semakin maju, memiliki agenda-agenda strategis, membangun pusat-pusat unggulan sebagai penanda kemajuan Muhammadiyah.
“Termasuk mendirikan rumah sakit, sekolah, perguruan tinggi, pusat bisnis dan mengembangkan model dakwah baru, ” tandasnya.[Wan]