Electronic Warung Gotong Royong Ke-37 Diresmikan di Pekanbaru
Selasa, 13 Desember 2016
Indonesiaplus.id – Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, ditargetkan hingga Desember tahun ini, electronic warung gotong royong (e-warong) sudah beroperasi di 44 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia.
“Kami menargetkan e-warong sudah beroperasi di 44 kabupaten dan kota hingga Desember tahun ini, ” ujar Mensos saat peresmian outlet e-warong KUBE-PKH di Jalan Rawabening Sigunggung, Pekanbaru, Riau, Senin (12/12/2016).
Di Pekanbaru, kata Mensos, merupakan e-warong ke-37 dari 44 yang telah ditargetkan. Pada Januari 2017, penerima beras sejahtera (rastra) yang berjumlah 1,4 juta akan menerima dari subsidi menjadi bantuan pangan.
“Penerima rastra sebanyak 1,4 juta akan menerima dari subsisdi menjadi bantuan pangan. Mereka menerima melalui Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) dalam format kartu combo yang dilengkapi fitur dengan wallet tertentu.
“Penerima rastra menerima kartu combo yang di dalamnya ada fitu dengan wallet tertentu, misalnya, jika penerima LPG 3 kg bersubsidi ada wallet LPG, dan jika dia menerima PKH akan ada fitur dengan wallet PKH, ” ucapnya.
Di beberapa daerah, kartu combo diintegerasikan dengan bantuan sosial (bansos) dan subsidi pemerintah daerah (pemda). Misalnya, di Yogyakarta disinergikan dengan Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan di Surabaya dengan pupuk bersubsidi.
“Disinergikan bansos dengan subsidi pemda, menjadikan semakin mudah untuk monitoringnya. Juga, bisa dilakukan real time di kantor gubernur, walikota dan bupati, dan e-warong ini yang pertama di Pekanbaru, Riau, ” katanya.
Di Pekan baru, penerima rastra berjumlah 19.230 Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTSPM), sehingga cukup bisa dilayani 20 e-warong yang akan disinergikaa dengan angen BRI dengan perluasan di 6 kecamatan.
“Januari 2017 para penerima baru rastra baru sudah bisa mengakses melalui kartu combo yang bisa dibelikan kebutuhan pangan, seperti beras, minyak goreng, yang ditopup Rp 110 ribu per bulan, ” tandasnya.
Tentu saja sangat berbeda dengan subsidi pangan. Sebab, sebelumnya setiap penerima beras miskin (raskin) yang akan menerima beras harus terlebih dahulu ditebus Rp 1.600 per kg.
“Saya kira di situlah, salah satu letak perbedaan mendasar antara subsidi pangan dengan bantuan pangan. Bantuan pangan menjadikan lebih tepat sasaran dan pengawasan lebih mudah yang bisa dimonitor semua pihak, ” terangnya.
Kehadiran e-warong menjadi harapan baru bagi para penerima manfaat. Selain mereka menjadi agen BRI di e-warong tersebut, juga bisa terbebas dan terputus dari jeratan rentenir.
“Penetapan BRI menjadi agen merupakan kewenangan dari Himpunan bank-bank negara (Himbara), Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Menko PMK dan Menteri BUMN. Lingkup kerja BRI, meliputi luar Pulau Jawa, Bali dan Papua, ” katanya.
Tahun ini, terdapat 7.084 penerima Program Keluarga Harapan (PKH) di Pekanbaru dengan total Rp 9,4 miliar. Sedangkan, untuk bantuan rastra diterima 22.741 keluarga penerima manfaat dengan total Rp 29,7 miliar.
Untuk mendukung operasioal e-warong tersebut, terdapat empat Kelompok Usaha Bersama (KUBE), yaitu KUBE Rawa Bening Sejahtera, KUBE Karyu Aru, KUBE Cahaya Dini, serta KUBE Marwah.[Hmd]