Diimbau Masyarakat Waspadai Akun Pengadu Domba Antaragama

Selasa, 11 September 2018
Indonesiaplus.id – Masyarakat diimbau untuk mewaspadai akun media sosial yang isinya mengadu domba antaragama.
“Jangan pernah langsung percaya jika mendapatkan screenshot status, percakapan di medsos,” ujar Direktur Eksekutif Komunikonten, Institut Media Sosial, dan Diplomasi Hariqo Wibawa Satria di Jakarta, Selasa (11/9/2018).
Harus ditelusuri apakah akun tersebut asli atau palsu. Mengingat bukan sesuatu yang sulit untuk membuat akun palsu. “Jika asli, laporkan kepada aparat dan jangan melakukan generalisasi seakan satu mewakili semua,” katanya.
Sisa saja seseorang membuat akun Twitter dan Instagram dengan nama yang identik dengan Kristen. Akun palsu ini kemudian menghina Allah SWT, Alquran, dan Nabi Muhammad SAW.
Lalu orang sama juga membuat akun Facebook, Youtube palsu dengan identitas Islam, lalu melecehkan Yesus, Natal, Nabi Isa, dan lain-lain.
“Para pengadu domba juga bisa menjadi Hindu, Buddha, Konghucu, Yahudi, Sunni, Syiah, Wahabi, dan lain-lain. Tinggal membuat akun dan konten saja di medsos,” tandasnya.
Kaget melihat medsos, lalu pengguna medsos yang Islam mencetak layar (screenshot) postingan di Twitter yang melecehkan agamanya. Pengguna medsos yang Kristen juga mencetak layar status Facebook yang menghina Yesus. Keduanya menyebarkan screenshot itu di komunitas masing-masing.
Isu itu pun menjadi viral, terjadi generalisasi. Lalu menjelma isu panas di warung, pasar, dan rumah ibadah, hingga tertanam kebencian massal yang bisa meledak. “Situasi akan memburuk jika media memberitakan dengan judul menuduh meskipun isinya mempertanyakan,” ungkapnya.
Ia mengakui tidak semua orang bisa mengecek suatu akun asli atau palsu. Pengecekan mendalam hanya bisa dilakukan mereka yang punya telepon genggam bagus, kuota, dan waktu luang berlebih.
Memperketat syarat pembuatan akun medsos, mendisiplinkan pengusaha medsos, penegakan hukum yang adil, serta literasi digital yang benar dan berkelanjutan adalah beberapa cara terbaik untuk pencegahan. Apalagi, menjelang Pemilihan Umum Presiden 2019, dia mengatakan, banyak konten tak bertuan beredar.
Misalnya, ada poster menghina agama A tetapi tidak jelas siapa produsen konten tersebut apakah Timses Jokowi/Ma’ruf atau Timses Prabowo/Sandi atau pihak lain yang ingin NKRI bubar.
“Akun-akun yang mengadu domba ini mudah ditemukan. Namun, jika sudah viral akun tersebut berganti nama, menghapus unggahannya, atau menghapus permanen akunnya guna menghilangkan jejak,” pungkasna.[Sap]





