Cendikiawan Muslim: Cadar Dilarang di IAIN, Pakaian Ketat Dibiarkan

Senin, 19 Maret 2018
Indonesiaplus.id – Perasaan heran dengan sikap gerah dosen yang bercadar. Pada saat yang sama tidak melarang orang yang mengenakan baju ketat.
“Kita heran juga kenapa banyak yang gerah dengan mahasiswi yang bercadar, sementara muslimah yang berpakaian serba ketat dan serba membentuk malah dibiarkan,” ujar cendikiawan muslim KH Didin Hafidhuddin, Senin (19/3/2018).
Dunia kampus, kata Didin, harus bisa menciptakan suasana yang dialogis dan persuasif. Banyak hal lebih perlu untuk diperhatikan daripada melarang seseorang menggunakan cadar.
Perlu diadakan dialog antara IAIN Bukittinggi dan dosen yang menggunakan cadar, Hayati Syafri. Dialog ini untuk menghindari kecurigaan antara kedua belah pihak. “Seharusnya mengedepankan dialog dan komunikasi yang sehat, bukan saling mencurigai,” katanya.
Pelarangan cadar di dunia kampus merupakan hal yang tidak bijak. Sebab, hal tersebut mencegah seseorang untuk menjalankan keyakinan agamanya.
“Saya kira kurang bijak jika di dunia kampus apalagi UIN dilarang memakai cadar. Karena itu hak utama yang bersangkutan untuk menerapkan keyakinan agamanya. Kita berharap main larang yang tanpa alasan itu, apalagi sekadar syakwa sangka dan curiga harus segera dihentikan,” tandasnya.
Sebelumnya, pihak kampus sempat membeberkan alasan mengapa melarang penggunaan cadar. Alasan tersebut adalah adanya mahasiswa yang merasa tidak nyaman mengikuti kuliah bersama dosen bercadar.
Didin menilai mahasiswa harus dibiasakan menghargai keyakinan orang lain. “Para mahasiswa harus dibiasakan menghargai perbedaan apalagi cadar tidak menyebabkan terganggunya prestasi akademik,” pungkasnya.[Sap]