NATIONAL

Awal September, BMKG : Musim Hujan Kedati Belum Merata

Selasa, 4 September 2018

Indonesiaplus.id – Indonesia mulai memasuki musim pancaroba atau peralihan dari musim kemarau menuju musim hujan. Masyarakat diimbau mewaspadai potensi terjadinya hujan lebat disertai kilat dan angin kencang.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menjelaskan, September adalah musim transisi. “Ditinjau secara klimatologi, September merupakan bulan transisi atau pancaroba. Secara bertahap sudah turun hujan yang walau belum merata di seluruh wilayah Nusantara,” ujarnya, Selasa (4/9/2018).

Puncak musim hujan akan terjadi pada 2019. Salah satu karakter hujan di masa pancaroba adalah sangat lebat disertai petir dan angin kencang. Hujan di masa pancaroba berdurasi singkat dan biasanya turun pada siang hari dan menjelang malam hari.

“Musim hujan terjadi Oktober sampai Desember 2018, sementara puncak musim hujan terjadi pada Januari – Februari 2019. Namun setiap wilayah memiliki waktu yang berbeda-berbeda memasuki musim hujan,” katanya.

Pengamatan BMKG ada aktivitas Madden Jullian Oscillation (MJO) atau massa udara basah dan fenomena gelombang atmosfer (Rossby & Kelvin Wave) yang cukup signifikan terjadi di wilayah Indonesia. Akibatnya, menyebabkan peningkatan curah hujan di beberapa wilayah di Indonesia.

Masyarakat waspada terhadap perubahan cuaca yang ekstrem, terutama antara siang dan menjelang malam hari selama periode tiga hari ke depan.

“Awal musim hujan di wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan dan NTB terjadi pada Oktober 2018. Sementara awal musim hujan di wilayah NTT, Sulawesi, Maluku dan Papua mulai pada November 2018,” tandasnya.

Bagi masyarakat di pesisir dan para nelayan harap waspada potensi gelombang tinggi 2,5 hingga 4,0 meter hingga 7 hari kedepan diperkirakan akan terjadi di Perairan Bengkulu hingga Barat Lampung, Perairan Selatan Banten, Samudera Hindia Barat Bengkulu Hingga Lampung, Samudera Hindia Selatan Banten.

Pada September di Laut Jawa bagian tengah, Laut Arafuru, Perairan Kepulauan Sermata – Kepulauan Tanimbar akan terjadi gelombang setinggi 1,25 – 2,5 m, sementara di Samudra Hindia barat Sumatra, Samudra Hindia selatan Jawa hingga NTT gelombang mencapai (2,5 – 4,0 m).

Pada Oktober Laut Natuna utara, Pesisir Bengkulu, Laut Jawa bagian tengah, Laut Arafuru, Perairan Kepulauan Sermata – Kepulauan Tanimbar diprediksi terjadi gelombang setinggi 1,2 – 2,5 m, potensi gelombang 2,5 – 4,0 m terjadi di Samudera Hindia barat Sumatra, Perairan selatan Jawa – Sumba, Samudra Hindia selatan Jawa – NTT.[Sap]

Related Articles

Back to top button