Tingkatkan Aksesibilitas Disabilitas, Mensos: Sesuai Standar dan Teknologi Canggih
Indonesiaplus.id – Kementerian Sosial RI terus berupaya melakukan peningkatan aksesibilitas Penyandang Disabilitas terhadap berbagai alat bantu agar bisa mandiri, terutama untuk kegiatan sehari-hari.
Pada hari ini, Menteri Sosial RI Tri Rismaharini didampingi oleh Sekretaris Ditjen Rehabilitasi Sosial Idit Supriadi Priatna, Direktur Rehsos Penyandang Disabilitas Eva Rahmi Kasim dan Kepala Balai Besar Disabilitas “Prof. Dr. Soeharso” Surakarta Heri Kris, mengunjungi berbagai layanan langsung baik fasilitas sarana dan prasarana terhadap Penerima Manfaat (PM).
Bangunan pertama yang ditinjau Mensos adalah ruang poliklinik dan terapi, instalasi bengkel prothese orthose yang memproduksi alat bantu mobilitas dan alat bantu pengganti fungsi anggota tubuh yang hilang atau rusak bagi Penyandang Disabilitas.
“Sarana aksesibilitas bagi Penyandang Disabilitas harus dibuat sesuai standar agar mudah diakses dan digunakan. Evaluasi gedung dan bangunan yang rusak darn harus segera diperbaiki beserta sarana aksesibilitasnya, ” ujar Mensos di Surakarta, Jumat (29/1/2021).
Ke depan, kata Mensos, Balai Besar Disabilitas Prof. Dr. Soeharso agar mengembangkan dan memproduksi kursi roda elektrik agar para penyandang disabilitas bisa mandiri serta tidak tergantung kepada orang lain dalam beraktivitas sehari-hari.
“Daripada membangun gedung baru untuk perbaiki bagian yang rusak. Bikin kursi roda elektrik untuk mereka lebih mandiri. Untuk size bisa S, M, L, XL, kalau orang per orang lama, ini yang aku pingin. Jadi bisa menolong orang banyak. Penyandang Disabilitas tidak perlu lagi didorong dan tergantung pada orang lain, ” harapnya.
Untuk pengadaan peralatan agar menggunakan peralatan mutakhir, baik peralatan pembuatan alat bantu mobilitas PM seperti kursi roda elektrik, standing wheel chair, dan orthose/prosthese robotik dan sebagainya.
Termasuk, peralatan terapi dan latihan keterampilan PM. Sedangkan, rehab bangunan, tolong manfaatkan teknologi canggih, khususnya untuk kebutuhan aksesibilitas Penyandang Disabilitas misalnya pintu otomatis dan mechanical electrical lainnya.
“Untuk gedung-gedung yang sudah tidak dimanfaatkan dan tidak akan dimanfaatkan sebaiknya dihapuskan. Silakan diganti untuk area terbuka hijau atau buat jalur pejalan kaki,” tandas Bu Risma, yang memiliki pengalaman di bidang arsitektur ini.
Pada kesempatan tersebut, menyempatkan berdialog dengan para PM Balai Besar Disabilitas Prof. Dr. Soeharso. Bu Risma memotivasi para PM agar bersemangat berlatih dan rajin belajar agar bisa mandiri.
“Latihan dan harus semangat agar kamu bisa jalan lagi. Kalau jatuh, bangun lagi, jatuh bangun lagi. Ngga boleh takut, supaya bisa jalan, ngga boleh manja, yang rajin supaya bisa lari-lari lagi, jangan menyerah, ” pesan Bu Risma kepada salah seorang PM yang baru menjalani terapi di balai.
Alfia Nadia Yustiari menyerahkan handycraft hasil karyanya, berupa lukisan Foto Ibu Mensos dari bahan kulit telur.
“Saya telah mendapatkan layanan rehabilitasi di sini. Kedua kaki saya sudah dioperasi agar dapat lebih berfungsi lebih baik juga mengikuti ketrampilan handycraft membuat lukisan dari kulit telur. Ini lukisannya saya serahkan langsung ke bu Risma, ” tutur Alfia, salah seorang PM dengan penuh percaya diri.
Mensos mengakhiri kunjungan dan berterima kasih kepada pegawai Balai yang telah mendampingi dan melayani Penyandang Disabilitas.
“Jika tidak pakai hati, tidak bisa ini semua. Tuhan yang membalas kebaikan bapak ibu semua. Sebab, kalau bisa membantu orang lain hari ini, baru niat saja sudah mendapatkan pahala dan bayangkan betapa senangnya orang yang kita bantu, ” pungkas Mensos.[ama]