Survei Indo Barometer Tempatkan Soeharto Presiden Terfavorit

Minggu, 20 Mei 2018
Indonesiaplus.id – Hasil survei Indo Barometer, Presiden kedua Republik Indonesia, Soeharto, dinobatkan sebagai presiden tervaforit dengan memperoleh angka tertinggi dibanding presiden lainnya.
Jika dirinci, Soeharto mendapatkan 32,9 persen, Soekarno 21,3 persen, Joko Widodo 17,8 persen, dan Susilo Bambang Yudhoyono 11,6 persen. Angka tersebut merupakan penilaian publik terhadap kepuasan presiden selama memimpin.
“Presiden Indonesia dinilai mayoritas publik paling berhasil adalah Soeharto 32,9 persen, Soekarno 21,3 persen, Joko Widodo 17,8 persen, dan Susilo Bambang Yudhoyono 11,6 persen,” ujar Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari di Hotel Harris Suites Fx Sudirman, Jakarta, Minggu (20/5/2018).
Jika dibandingkan hasil survei Indo Barometer pada 2011, tingkat kepuasan publik terhadap kepemimpinan Soeharto justru menurun.
“Penilaian publik terhadap semua presiden yang paling berhasil mengalami penurunan, Soeharto dari yang sebelumnya dinilai sebanyak 40,5 persen kini turun menjadi 32,9 persen,” katanya.
Survei dilakukan di 34 Provinsi di Indonesia dengan jumlah sampel sebanyak 1.200 responden dan tingkat kesalahan atau margin of error sekira 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Responden survei adalah warga negara Indonesia yang sudah mempunyai hak pilih berdasarkan peraturan yang berlaku, yaitu warga yang minimal berusia 17 tahun atau sudah menikah.
Metode penarikan sampel yang digunakan adalah multistage random dengan waktu pengumpulan data sejak 15 sampai 22 April 2018. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka responden menggunakan kuisioner.
Politikus PDI-P sekaligus aktivis 1998, Budiman Sudjatmiko menganggap penempatan Soeharto sebagai Presiden RI tervafoit versi Indo Barometer adalah hal yang biasa. Sebab Soeharto memimpin selama 32 tahun.
“Jika dibandingkan presiden-presiden usai reformasi dengan Pak Harto, itu seperti membandingkan orang yang punya modal besar, modal waktu besar, modal kekuasaan besar untuk menyelesaikan masalah,” katanya.
Politikus Demokrat, Putu Supadma Rudana mengapresiasi hasil survei tersebut. Ia berpendapat survei tersebut tidak dapat dipisahkan secara ketokohan di dalam reformasi tersebut, karena itu merupakan satu kesatuan utuh.
“Dari 1998 hingga 2018 semua itu merupakan paket kesatuan, di mana era kegemilangannya diraih saat zaman pemerintahan SBY selama 10 tahun. Pasca reformasi, di pemerintahan SBY-lah pertama kalinya presiden terpilih dalam proses demokrasi, itu menunjukkan suatu konsep baik sejak 2004 lalu,” ucap anggota Komisi X DPR RI.
Sebenarnya tak hanya Soeharto yang memiliki era kegemilangan. Sebab, seluruh Presiden memiliki keberhasilan dibidangnya masing-masing. Di mana pada saat pemerintahan SBY, pertumbuhan ekonomi di atas 6%.
“10 tahun SBY, pertumbuhan ekonomi rata-rata 6%. Lapangan kerja meningkat, pengangguran menurun, pendapatan income perkapita masyarakat meningkat tajam, pemberantasan korupsi dan penegakan hukum tidak tebang pilih, keadilan ditegakan dengan program BLT, BLSM, KUR, BPJS, raskin dan beberapa program lainnya. Sudah pasti masyarakat merindukan sosok SBY,” tanasnya.[Mor]