HUMANITIES

Peringati Hari Pahlawan, Dipamerkan 25 Surat Pendiri Bangsa

Selasa, 13 November 2018

Indonesiaplus.id – Sebanyak 25 Surat dari pendiri bangsa dipamerkan dalam Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2018. Pameran berlangsung selama 12 hari dan dibuka sejak 10 November di Museum Nasional, Jakarta Pusat.

Pameran digelar oleh Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, bekerjasama dengan Majalah Historia sebagai Kurator pameran tersebut.

Pemimpin Redaksi Majalah Historia, Bonnie Triyana sekaligus kurator pameran, menyampaikan bahwa ada lebih dari 35 surat yang diperoleh saat melakukan riset, namun hanya 25 surat yang dipilih untuk dipamerkan.

Ke-25 surat tersebut dipilih, karena terverifikasi keotentisitasnya dan muatan pesannya. Otentisitas surat menjadi penting karena sebagai sumber sejarah yang harus bisa dipertanggungjawabkan keasliannya.

Sedangakn untuk muatan pesan, yaitu memberikan informasi dari diri penulis maupun situasi yang digambarkan di dalam surat tersebut.

“Pameran ini memamerkan surat-surat dari delapan tokoh bangsa, mulai dari Sukarno hingga RA Kartini, ” ujar Direktur Sejarah, Triana Wulandari.

Surat-surat pribadi para tokoh bangsa itu tak hanya menunjukkan hal-hal remeh seperti bentuk tulisan tangan mereka, tapi juga memberi informasi penting pada generasi saat ini untuk mengetahui lebih dalam bagaimana alam pikiran para tokoh bangsa itu.

Juga, topik pembicaraan yang menjadi perhatian mereka, atau keluasan pergaulan mereka; yang kesemuanya berperan penting bagi kelahiran dan perjalanan negara bangsa Indonesia.

Pada pembukaan pameran, disampaikan testimoni keluarga Soekarno dan Hatta yang disampaikan oleh Sukmawati Soekarno Putri dan Meutia Hatta, Paparan Surat Tan Malaka oleh Harry Poeze, serta dimeriahkan oleh Didit Aditya dan Maudy Koesnaidi yang membacakan surat pendiri bangsa.

Pameran dibuka dengan pemukulan gong dan gunting pita oleh Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid. Turut hadir keluarga dari beberapa tokoh pendiri bangsa, seperti Gemala Hatta dan Siti Rabyah Parvati Sjahrir.[mor]

 

Related Articles

Back to top button