Jumlah Gelar Doktor di Indonesia Kalah Jauh Dibandingkan Malaysia
Sabtu, 23 September 2017
Indonesiaplus.id – Di Indonesia jumlah lulusan bergelar doktor dinilai masih kurang memadai dan jauh bila dibandingkan dengan negera-negara, seperti Amerika Serikat, Jerman, Jepang, India. Bahkan, negara tetangga ASEAN seperti Malaysia.
Data Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya dan Iptek Pendidikan Tinggi Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) tahun 2017 menyebutkan ada 31 ribu jumlah doktor se-Indonesia.
Data tersebut ditarik dari jumlah keseluruhan dosen yang mencapai angka 270 ribu orang. Perbandingan doktor per 1 juta penduduk, Indonesia hanya memiliki 143 doktor. Malaysia berjumlah 509, Amerika memiliki 9.850 doktor per 1 juta orang, Jerman dengan 3.990 doktor, Jepang dengan 6.438 jumlah doktor, dan India yang memiliki jumlah doktor mencapai 3.420 orang.
Alasan di balik tingginya lulusan doktor di negara-negara tersebut tak lain dari persyaratan minimumnya untuk menjadi dosen. Pasalnya, di negara-negara tersebut umumnya gelar doktor menjadi syarat minimum untuk menjabat profesi dosen.
Di Indonesia angka dosen yang lulusan S-3 belum mencapai angka ideal, yakni 20 persen dari total dosen. Masih berdasarkan data dari sumber yang sama, dosen lulusan S-1 masih lebih banyak ketimbang dosen lulusan S-3, yakni 53.031 orang atau 22,99 persen.
Dosen lulusan S-3 berjumlah 26.199 atau sekira 11,36 persen. Sedangkan paling banyak adalah dosen lulusan S-2 yang berjumlah 134.522 atau 58,33 persen. Bila dikalkulasikan, untuk memenuhi angka ideal 20 persen, jumlah dosen bergelar doktor di Indonesia seharusnya mampu mencapai 54.000 orang.
Artinya, Indonesia masih kekurangan sekira 23.000 dosen bergelar doktor untuk di 4.225 perguruan tinggi yang tersebar di Indonesia. Biarpun perbandingan jumlah masih jauh jika dibandingkan dengan negara lain, namun angka lulusan S-3 di Indonesia selalu meningkat setiap tahunnya.
Perkembangan tersebut ditandai dari tahun 2011 yang jumlah doktornya baru mencapai 23.000 orang. Kemudian di tahun 2012, angka itu kembali merangkak naik hingga 25.000 dan menjadi 27.000 orang di tahun 2013.
Mengatasi kurangnya jumlah dosen bergelar doktor ini, Dirjen Sumber Daya Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan Tinggi (Iptek Dikti) Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) Ali Ghufron Mukti mengatakan akan berkomitmen meningkatkan jumlah doktor.
Salah satunya melalui beasiswa Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU). Sebuah program afirmasi pemerintah sebagai percepatan pendidikan yang diberikan pada lulusan sarjana yang memenuhi kualifikasi menjadi doktor dengan jangka waktu empat tahun.
“Dengan beasiswa PMDSU ini langkah pemerintah menjaring mahasiswa berprestasi dari seluruh Indonesia untuk menjadi lulusan yang unggul. Inilah nanti yang dikoneksikan dengan perguruan tinggi untuk bisa dipekerjakan sebagai dosen, ilmuwan, atau peneliti,” tandasnya.[Mor]