HUMANITIES

Dirjen: Salah Satu Khazanah Indonesia Adalah Budaya Bahari

Sabtu, 23 September 2017

Indonesiaplus.id – Mengenalkan ragam sejarah dan budaya Indonesia kepada masyarakat luas, dipandang penting sebagai salah satu upaya untuk melestarikan khazanah budaya yang dimiliki bangsa Indonesia.

“Budaya tidak lagi menjadi pelengkap atau tradisi yang sudah ada sejak dulu, melainkan sebuah peradaban di mana budaya menjadi pilar yang menyusun jatidiri manusianya, ” ujar Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid pada acara Dialog Interaktif Kesejarahan Pekan Budaya Indonesia (PBI) Tahun 2017 di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (23/9/2017).

Dengan mengetahui, kata Hilmar, mempelajari dan melestarikan khazanah budaya, pada dasarnya bisa mendorong tumbuhnya rasa kebangsaan, tenggang rasa, serta sikap saling menghargai antara anak bangsa.

“Upaya memperkuat jati diri dilakukan melalui penanaman nilai-nilai budaya. Salah satu nilai budaya yang bisa ditanamkan di dalam masyarakat Indonesia adalah nilai budaya bahari, ” katanya.

Di dalam nilai budaya bahari tersebut, kaya dengan nilai kearifan lokal akan yang mampu dijadikan sebagai dasar pijakan untuk penyusunan strategi upaya pelestarian dan pemajuan budaya di Indonesia.

“Secara historis bahwa aspek maritim sudah melekat dalam budaya masyarakat di Indonesia, ” ucapnya.

Sejak ratusan tahun lalu, tradisi berlayar menjadi bagian dari kehidupan mereka, sehingga mudah dipahami mengingat masyarakat Indonesia mendiami kawasan kepulauan yang dalam kehidupannya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan laut.

“Bicara budaya yang di dalamnya mencakup sejarah, menjadikan urusan pengembangan sejarah dan revitalisasi nilai budaya seperti budaya bahari tidak hanya menjadi tugas pemerintah melainkan seluruh anak bangsa, ” ucapnya.

Pengembangkan nilai-nilai kearifan lokal, memelihara sejarah dan warisan budaya bisa diakses oleh seluruh masyarakat, sekaligus menjadi tugas bersama. Tidak bisa dinafikan banyak pihak ikut ambil bagian dalam upaya menggali, menjaga, dan mengapresiasi sejarah dan nilai budaya.

“Ragam bentuk apresiasi sejarah dan nilai budaya bisa dilakukan dengan menggelar suatu kegiatan di bidang sejarah yang hasilnya dapat dinikmati masyarakat secara luas, salah satunya melalui kegiatan pendukungan sejarah pada PBI, ” terangnya.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan menggelar PBI 2017, sebagai upaya untuk terus mengenalkan keragaman budaya kepada seluruh lapisan masyarakat.

Rangakian acara PBI terdiri dari beragam kegiatan kebudayaan, seperti dialog dan seminar, permainan tradisional, pertunjukan kesenian, wayang, talkshow atau gelarwicara, lomba sejarah, workshop atau lokakarya, pameran, serta pertunjukan musik.

Beragam aktivitas ditawarkan dari kegiatan pendukungan PBI yang melibatkan banyak pihak untuk saling bertemu, melihat, dan bertukar ide, gagasan, maupun pemikiran dalam hal kesejarahan.

“Diharapkan dari beragam aktivitas tersebut, mampu memberikan dampak positif bagi kesadaran kesejarahan, sebagai suatu bangsa yang mendukung upaya pembentukan karakter serta kepribadian bangsa berdasarkan nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia, ” pungkasnya.

Hadir dalam acara tersebut, yaitu Wali Kota Palu, Drs. Hidayat, M.Si; Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu, Ansyar Sutiadi, M.Si;Kepala Museum Sulawesi Tengah, Dra. Muslima, M.Pd, Pejabat di lingkungan Ditjen Kebudayaan; Panitia Dialog Interaktif Kesejarahan; serta Undangan dan peserta dialog.

Selain itu hadir sebagai narasumber Dialog Interaktif, di antaranya Prof. Dr. SusantoZuhdi (Universitas Indonesia), Alex John Ulaen (Universitas Sam Ratulangi), Haliadi Sadi, Ph.D (UniversitasTadulako), Dr. Erlina Wiyanarti (Universitas Pendidikan Indonesia), Dr. Sem Touwe (Universitas Pattimura), serta Wilman D. Lumangino (Universitas Tadulako).[Mor]

Related Articles

Back to top button