HUMANITIES

Dirjen: Sejarah Bukan Sekedar Menghafal Tanggal dan Peristiwa

Jumat, 27 April 2018

Indonesiaplus.id – Selama ini, sejarah mungkin dianggap sebagai mata pelajaran yang kurang menarik bagi para siswa – siswi di sekolah. Padahal, sejarah memiliki peran yang sangat penting bagi penguatan pendidikan karakter sebuah bangsa.

“Intinya, jangan takut mencintai sejarah dan paling penting bagi para guru ada langkah mendekatkan kepada para siswa-siswi pada sejarah, yaitu membuat apa yang kita ceritakan relevan dengan kehidupan mereka masa kini,” ujar Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hilmar Farid saat membuka Lawatan Sejarah Nasional (Lasenas) 2018 di Anjong Mon Mata, Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Jumat (27/4/2018) malam.

Untuk tahun ini, Provinsi NAD bertindak sebagai tuan rumah Lasenas yang dihadiri peserta yang terdiri dari para siswa-siswi yang terpilih dari hasil Lawatan Sejarah Daerah di 34 provinsi seluruh Indonesia.

Lasenas 2018 mengusung tema “Peran Guru dan Siswa Dalam Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Sejarah.” Perhelatan ini membawa pesan penting bagi penguatan karakter bangsa.

Perlu dipahami bahwa sejarah tidak sekadar mata pelajaran yang mengharuskan siswa-siwi menghafal tanggal atau peristiwa penting, namun lebih dari itu semua harus memiliki garis hubung dengan kehidupan sekarang.

“Tentu saja, kita tidak bisa hanya memberikan tanggal-tanggal, peristiwa dan tokoh-tokoh. Akan tetapi secara kreatif harus mendekatkan apa yang terjadi dalam sejarah, terutama nilai-nilai dan juga ada relevansinya dengan kehidupan sekarang,” tandasnya.

Sementara itu, Direktur Sejarah, Ditjen Kebudayaan, Triana Wulandari mengatakan, dengan perhelatan Lasenas diharapkan lahir generasi muda yang mencintai sejarah dan mencintai tanah air di berbagai daerah.

“Sebab, generasi inilah yang akan memberikan kontribusi dalam pelestarian situs-situs bersejarah. Sehingga, perlu ada upaya untuk menjaga, melestarikan, serta menyebarluaskan nilai-nilai kearifan sejarah dan budaya Aceh sebagai inspirasi penguatan karakter bangsa,” ucap Triana.

Provinsi NAD dipilih, kata Triana, sebagai tuan rumah perhelatan Lasenas ke-16, karena daerah ini menjadi bagian penting dari narasi sejarah bangsa Indonesia.

“Aceh telah melahirkan putra-putri terbaik yang turut memberikan sumbangsih dalam mewujudkan percepatan kemerdekaan dan pembangunan Indonesia, ” teranganya.

Acara Lasenas dimulai dari tanggal 27 April hingga 2 Mei 2018, yang diikuti oleh peserta Lasenas terdiri dari para siswa-siswi SMA, MA dan SMK.

Dijadwalkan para peserta akan diajak mengunjungi berbagai obyek bersejarah dan berdiskusi dengan tokoh sejarah Aceh.

Selain itu, juga diselenggarakan pula acara Internalisasi Nilai Kebangsaan (Inti Bangsa). Inti Bangsa diperuntukan bagi guru-guru yang terpilih dari 34 provinsi.[Mor]

Related Articles

Back to top button