GLOBAL

Sekjen Liga Muslim Dunia Bicara Soal Keberagaman Agama

Senin, 12 Februari 2018

Indonesiaplus.id – Saat ini dunia mengeluh atas ketidakpahaman terhadap rencana Tuhan dengan keberagaman agama, intelektual, budaya dan peradaban, sama seperti ketiadaan pemahaman mengenai pentingnya koeksistensi satu dengan lainnya, sebagai aturan mendasar untuk perdamaian dan harmoni di antara manusia.

Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia, Mohammed bin Abdulkarim al-Issa menilai semua tindakan kekerasan atas nama agama merupakan hasil dari ketiadaan aksi dan mengabaikan keberadaan manusia yang beragama secara bijak.

“Ketiadaan dialog yang konstruktif dan tidak ada tujuan bersama yang terkait dengan nilai-nilai dan koeksistensi telah menimbulkan dampak nyata dalam realita kita hari ini,” ujar Issa berbicara di konferensi Alliance of Virtue for Common Good di Washington, Amerika Serikat yang dihadiri 400 tokoh agama, politik, sosial, intelektual, dan sejumlah pejabat pemerintah dari seluruh dunia.

Dikutip dari Al Arabiya, Sabtu (10/2/2018), Issa mencermati teks agama sama seperti teks konstitusi dan legal dapat diintepretasi dan dimanipulasi. Konflik ideologi dan konflik agama dan berikutnya ekstrimisme dan melawan ekstrimisme bukan hanya tanggung jawab mereka yang secara ideologi mengalami cuci otak, tapi mereka yang telah mempersiapkan terjadinya konflik seperti itu.

Agama melalui sejarah yang penuh penderitaan dari orang-orang yang mempelajari teks agama dengan hati namun tanpa memahami atau menyadari, dan kemudian memimpin di bidang keilmuwan dan intelektual yang hasilnya adalah bencana bagi agama dan diri mereka sendiri.

Issa menegaskan bahwa pentingnya program agama dan pendidikan difokuskan pada pembangunan moral dan nilai-nilai perilaku, dan pemahaman rencana Allah terhadap keberagaman, dan meningkatkan nilai-nilai perdamaian dan persaudaraan untuk seluruh manusia.

Konferensi ini melahirkan rekomendasi dan keputusan untuk mengembangkan dan mengaktifkan Deklarasi Washington, melakukan kampanye kemanusiaan untuk satu miliar orang-orang kelaparan di seluruh dunia, dan membentuk dewan multi agama di kalangan tokoh agama terkemuka guna mendukung mediasi dan rekonsiliasi serta intervensi segera guna mengakhiri perang dan bentrokan antar warga sipil.[Fat]

Related Articles

Back to top button