GLOBAL

Pemerintah Bangladesh Umumkan Repatriasi Rohingya Ditunda

Senin, 22 Januari 2018

Indonesiaplus.id – Repratriasi pengungsi Rohingya kembali ke Myanmar kemungkinan besar tidak akan terwujud sesuai rencana. Demkian pengumuman pemerintah Bangladesh yang
semula proses diperkirakan memakan waktu dua tahun.

Menurut otoritas Bangladesh bahwa penundaan dikarenakan ada beberapa persetujuan dan perencanaan yang belum selesai dirampungkan.

“Banyak yang mesti diselesaikan,” sebut Komisioner Bantuan dan Rehabilitasi Pengungsi di Bangladesh, Abul Kalam seperti dikutip dari Reuters, Senin (22/1/2018).

Terdapat daftar siapa saja yang akan direpatriasi belum selesai dipersiapkan, begitu pula dengan verifikasi dan kamp transit.

Sebelumnya, Bangladesh setuju menyelesaikan repatriasi etnis Muslim Rohingya ke Myanmar dalam dua tahun. Kepastian tersebut disampaikan usai perwakilan kedua negara kembali bertemu di Naypyitaw.

Melalui keterangan yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri Bangladesh tidak dibeberkan secara detail kapan proses tersebut dimulai. Mereka hanya menyatakan para pengungsi harus dipandang sebagai satu unit keluarga utuh.

Bangladesh berharap pemerintah Myanmar menyediakan tempat penampungan sementara bagi seluruh pengungsi. Tempat itu harus tersedia sebelum proyek pembangunan kembali rumah warga Rohingya yang rusak akibat kericuhan rampung.

“Kami akan membangun lima kamp transit sebagai tempat warga Rohingya diterima masuk. Kamp itu akan didirikan di perbatasan di sisi Myanmar. Kepada kami Myanmar kembali menyampaikan komitmennya untuk menghentikan arus pengungsi keluar dari negaranya menuju Bangladesh,” ujar Kemlu Bangladesh.

Krisis Rohingya terjadi setelah milisi pemberontak menyerang pos polisi di Negara Bagian Rakhine pada 25 Agustus lalu. Penyerangan tersebut memicu militer Myanmar melakukan tindakan represif kepada warga Muslim tersebut.

Ratusan ribu warga sipil diduga tewas. Kurang lebih 650 ribu penduduk Rohingya memilih kabur ke Bangladesh untuk mencegah aksi kekerasan. PBB menyebut Militer Myanmar telah melakukan pembersihan etnis. Tudingan tersebut dibantah oleh pemerintah Myanmar.[Fat]

 

Related Articles

Back to top button