Korea Utara Jadikan Indonesia Daerah Operasi Intelijen
Sabtu, 18 Februari 2017
Indonesiaplus.id – Selama dua dekade terakhir, jaringan mata-mata Korea Utara telah beroperasi di Malaysia, Singapura dan Indonesia. Para pejuang telik sandi ini berada di bawah pengawasan Reconnaissance General Bureau (RGB).
RGB merupakan badan intelijen Korea Utara, seperti halnya BIN, CIA maupun FSB yang langsung di bawah pengawasan pemimpin tertinggi dan berkantor pusat di ibu kota Pyongyang. Sumber yang dekat dengan dunia intelijen, seperti dikutip situs The Star, Jumat (17/2/2017), Korea Utara membidik tiga negara di Asia Tenggara sebagai wilayah operasi. Ketiga negara tersebut adalah Indonesia, Malaysia dan Singapura.
“Korea Utara punya jaringan mata-mata terbesar di ketiga negara ini,” ujar sumber yang enggan dibuka identitasnya.
Menurutnya, untuk berbaur di ketiga negara ini, para agen harus berkualifikasi tinggi dan menyamar serta bekerja sebagai insinyur dan konsultan teknis. Mayoritas dari mereka beroperasi di industri konstruksi dan restoran Korea Utara.
Selain itu, para agen mata-mata Korea Utara ini menargetkan politisi, diplomat, serta pemilik pengusaha asal Jepang dan Korea Selatan yang berkunjung atau berbasis di ketiga negara itu.
Khusus Indonesia, sumber ini mengungkapkan, RGB diketahui beroperasi di pabrik-pabrik tekstil di kota-kota besar, termasuk Jakarta.
“Mereka menggunakan restoran sebagai rumah persembunyian (safe house) untuk melakukan pengumpulan intelijen dan pengawasan. Salah satunya, sebuah restoran Korea Utara di Jakarta adalah bagian dari kantor RGB,” katanya.
Sedangkan, untuk membiayai jaringan tersebut, RGB terlibat dalam jaringan penyelundupan narkoba. Tentu saja, hal ini terungkap setelah gagalnya penyelundupan 125 kilogram heroin ke Australia melalui Pong Su, sebuah kapal komersial, pada 2003 silam.
Berdasarkan penyelidikan oleh Kepolisian Federal Australia, RGB telah menggunakan Pelabuhan Klang di Selangor, Malaysia, sebagai tempat transit. Bahkan, pada awal 2000, RGB memakai Malaysia sebagai salah satu tujuan untuk mengalihkan bahan kimia terlarang ke Pyongyang melalui China.[Fat]